Dewan Tripartit Malinau Tinjau Proyek PLTA Mentarang Induk, Pastikan Perusahaan Patuhi Ketenagakerjaan dan Serap Tenaga Lokal

Kunjungan lapangan Tripartit Malinau ke PT Shyno Hydro untuk memastikan kondisi ketenagakerjaan dan progres pembangunan infrastruktur penunjang PLTA Mentarang Induk.
Kunjungan lapangan Dewan Tripartit Malinau ke PT. Shyno Hydro untuk memastikan kondisi ketenagakerjaan dan progres pembangunan infrastruktur penunjang PLTA Mentarang Induk. (Foto: Ist).

TERASKALTARA.ID, MALINAU – Dewan Tripartit Kabupaten Malinau yang terdiri dari Dinas Ketenagakerjaan, APINDO Malinau, dan Serikat Buruh Malinau melakukan kunjungan lapangan ke PT. Shyno Hydro, subkontraktor PT. Kayan Hydropower Nusantara (KHN), Jumat (14/11/2025).

Kunjungan ini dilakukan untuk melihat langsung progres pekerjaan pembangunan diversion tunnel sebagai bagian fasilitas utama PLTA Mentarang Induk di Kecamatan Mentarang.

Delegasi tripartit meninjau area pembangunan dan terowongan pengalihan air (hydroelectric project diversion tunnel) yang kini mendekati tahap final konstruksi awal.

Proyek ini merupakan salah satu komponen vital yang akan menentukan kelanjutan pengembangan PLTA Mentarang Induk mega proyek energi bersih yang menjadi fokus strategis nasional di wilayah Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.

Ferry Runtuwene, Mediator PHI dari Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Malinau, menyatakan kunjungan ini bertujuan memastikan seluruh proses ketenagakerjaan berjalan sesuai aturan, termasuk perlindungan tenaga kerja lokal dan kepatuhan perusahaan.

“Kami ingin memastikan bahwa aspek-aspek ketenagakerjaan dipenuhi dengan baik. Baik keselamatan kerja, hubungan industrial, maupun komposisi tenaga kerja lokal,” ujar Ferry.

Ia menegaskan, pemerintah daerah melalui Disnaker siap memberikan dukungan, sekaligus memastikan perusahaan tetap berada dalam koridor ketentuan yang berlaku selama pembangunan proyek berjalan.

Sementara itu, Ketua DPK APINDO Malinau, Paul Mauregar Lalong, menyebut PLTA Mentarang Induk sebagai proyek yang memiliki dampak ekonomi besar bagi masyarakat dan dunia usaha di Malinau.

“Ini proyek jangka panjang yang nilai manfaatnya besar. Dunia usaha tentu mendukung percepatan pembangunan ini, selama perusahaan juga memperhatikan tenaga kerja lokal dan standar ketenagakerjaan,” kata Paul.

Ia menilai kunjungan tripartit penting agar memastikan koordinasi antar pihak lebih solid dan tidak ada kesalahpahaman terkait proses rekrutmen, kebutuhan tenaga kerja, maupun pengaturan hubungan industrial ke depan.

Selain itu, Koordinator KSBSI Kabupaten Malinau, Herlian, menekankan pentingnya memastikan pekerja lokal mendapat ruang yang memadai di proyek besar seperti ini.

Diketahui, menurut data terbaru terdapat sekitar 286 tenaga kerja Indonesia, dengan 75 persen di antaranya ber-KTP Malinau. Sementara itu, pekerja asing tercatat 97 orang, terdiri dari 95 laki-laki dan 2 perempuan.

“Komposisi tenaga kerja ini harus terus diawasi agar warga lokal tetap menjadi prioritas. Kami ingin memastikan tidak ada pelanggaran hak normatif pekerja,” ujar Herlian.

Ia menyampaikan, serikat buruh siap bersinergi dengan pemerintah dan APINDO untuk menjaga hubungan industrial tetap kondusif selama proyek berlangsung.

Ketiga lembaga dalam Dewan Tripartit Malinau sepakat memberikan dukungan penuh kepada PT Shyno Hydro dan PT KHN untuk menyelesaikan proyek PLTA Mentarang Induk sesuai jadwal, namun tetap menekankan pentingnya akuntabilitas ketenagakerjaan, keselamatan kerja, dan keberpihakan pada tenaga lokal.

Kunjungan ini menjadi langkah awal untuk pengawasan yang lebih intensif terhadap proyek energi raksasa yang digadang-gadang menjadi salah satu PLTA terbesar di Asia Tenggara tersebut.(Tk12).

Pos terkait