MALINAU, Teraskaltara.id – Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi berkolaborasi dengan Universitas Indonesia (UI) melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk memperkuat kelembagaan suku Punan dan Kenyah di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara).
“Kerja sama ini telah dimulai Maret – Juli 2023, dan MBKM dicanangkan oleh Kemendikbud untuk mendorong mahasiswa meningkatkan kemampuan soft skill dan hard skill,” kata Kepala Prodi Antropologi FISIP UI di Malinau, Minggu (14/5/2023).
Sebanyak dua mahasiswa Antropologi yakni Umar Nurhamzah Yusup dan Humairah Nur Ramadilah Kurnia telah ditempatkan di Desa Long Nyau Kecamatan Sungai Tubu, Desa Tanjung Nanga, dan Desa Long Lake Kecamatan Malinau Selatan Hulu. Keduanya telah dan akan mendukung pengembangan Potensi Ruang Mikro Aplikasi Informasi Desa (PRM – AID).
Imam Ardhianto mengatakan selama ini mahasiswa yang mengikuti program MBKM di sektor privat. KKI Warsi dipilih sebagai wadah implementasi MBKM karena ingin meragamkan jalur penguatan keterampilan afektif mahasiswa Antropologi UI. Sehingga, mahasiswa bisa menerapkan pengetahuan diolah menjadi kerangka advokasi.
Dengan adanya program MBKM dan kajian antropologi di Kabupaten Malinau, UI bisa menjadi fasilitator antar kelompok yang memiliki budaya dan sosial yang berbeda-beda. Harapannya bisa membantu pemerintah kabupaten untuk menangani persoalan antar etnik seiring adanya investasi, pembangunan infrastruktur dan lain-lain.
Menurut, Umar Nurhamzah Yusup, mahasiswa Antropologi yang telah melakukan pendampingan di desa Long Nyau, komunitas suku punan yang hidup di pedalaman Kaltara tetap menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Namun, tidak menghilangkan budaya dan kearifan lokal.
“Akses menuju desa Long Nyau sangat sulit, saya harus menempuh perjalanan darat selama enam sampai tujuh jam perjalanan. Lanjut berjalan kaki delapan jam untuk sampai ke desa Long Nyau. Meskipun berada di pedalaman Kalimantan, mereka menyesuaikan diri dengan teknologi. Dengan PRM AID, mereka memiliki database desa dan memudahkan administrasi desa,” tuturnya.
Selanjutnya, Anna DS Project Officer KKI Warsi, menuturkan KKI Warsi melakukan kolaborasi dengan multi pihak, seperti Pemerintah, Lembaga, serta institusi Pendidikan melalui program MBKM.
“Dengan adanya program MBKM ini, mahasiswa Antropologi UI diarahkan untuk berinteraksi secara langsung dan intens dengan masyarakat yang hidup di dalam dan di sekitar hutan. Mereka diberikan ruang untuk mengimplementasikan pengetahuan akademiknya secara khusus dalam memfasilitasi pengenalan teknologi melalui pembangunan dan pengembangan PRM AID,” ujar dia.
Saat ini aplikasi PRM AID telah dikembangkan di sembilan dsa di Kabupaten Malinau, yaitu Long Jalan, Naha Kramo Baru, Metut, Tanjung Nanga, Long Pada, Long Nyau, Long Alango, Data Dian dan Apauping.
KKI Warsi menjadi mitra Kemendikbud dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dalam kegiatan ini KKI Warsi menerima magang mahasiswa Antropologi Universitas Indonesia. Dua orang mahasiswa Antropologi yakni Umar Nurhamzah Yusup dan Humairah Nur Ramadilah Kurnia telah ditempatkan di Desa Long Nyau Kecamatan Sungai Tubu, Desa Tanjung Nanga, dan Desa Long Lake Kecamatan Malinau Selatan Hulu. Keduanya tinggal live in seperti fasilitator KKI WArsi dan mereka akan mendukung pengembangan Potensi Ruang Mikro Aplikasi Informasi Desa (PRM – AID). (*)