Upaya Tingkatkan Produksi Telur, DPPP Tana Tidung Dampingi Peternak

Img 20240728 wa0035 teraskaltara. Id
Pendampingan teknis DPPP terhadap usaha ayam petelur yang dihadiri oleh anggota kelompok Peternak Ayam Petelur Desa Sapari.

 

TANA TIDUNG, TerasKaltara.id – Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DPPP) Kabupaten  Tana Tidung melaksanakan kegiatan pendampingan teknis usaha ayam petelur yang dihadiri oleh anggota kelompok Peternak Ayam Petelur Desa Sapari, Kamis (25/7/2024).

Acara yang digelar di Desa Sapari Kecamatan Muruk Rian pada Kamis, (25/72024) ini juga dihadiri oleh Kepala Desa Sapari, Aliyanto dan para penyuluh pertanian lapang (PPL) DPPP KTT.

“Harapan kami kepada kelompok dan dinas, agar bantuan ayam petelur dari desa yang telah diterima oleh kelompok dapat di pelihara dengan baik,” kata Aliyanto.

Sehingga tujuan dari pemerintah dapat tercapai, minimal memenuhi kebutuhan gizi keluarga sampai dengan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan keluarga.

“Saya diminta Pak Kepada Dinas untuk terus dapat mendampingi dan membimbing peternak sehingga produksi terus meningkat,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DPPP Tana Tidung, A. Ikhtaful Maskur M. juga berharap kegiatan serupa tidak hanya seremonial belaka. Tidak hanya menggugurkan kewajiban dalam melaksanakan kegiatan dari pemerintah. Tetapi dapat dijadikan sebagai jembatan tambahan pengetahuan dan ilmu bagi anggota kelompok.

Terlebih lagi, seluruh anggota kelompok sudah melakukan kegiatan usaha ayam petelur sejak beberapa tahun terakhir. Sementara, kebutuhan telur di Tana Tidung masih sangat kurang dan sampai saat ini mendatangkan telur dari luar daerah.

“Sehingga potensi dan prospek usaha ayam petelur di Tana Tidung sangatlah menjanjikan. Kolaborasi antar stakeholder juga sangat diperlukan agar memudahkan para peternak dalam membangun usahanya,” kata dia.

Ia menegaskan, dengan segala keterbatasan di Tana Tidung, program tersebut tidak bisa jalan sendiri, baik pemenuhan sarana produksi peternakan (sapronak) maupun lainnya. Ditambah lagi, belum lagi harga di pasaran yang lebih mahal dibandingkan daerah lain.

“Pemenuhan sapronak menjadi kunci dalam keberhasilan usaha. Maka diperlukan keterbukaan terhadap sektor lain. Dalam hal ini kebersinambungan dengan usaha lainnya baik pertanian, kehutanan, perkebunan maupun perikanan,” ungkapnya.

Sehingga kedepannya, kata Ikhfatul bisa menjadi pertanian yang terpadu karena satu sama lainnya saling membutuhkan. “Seperti pertanian membutuhkan pupuk, peternakan membutuhkan pakan dan seterusnya,” imbuh Ikhtaful.

Sigit Joko Sarjono dari Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DPPP Tana Tidung yang menjadi narasumber dalam kegiatan mengungkapkan, harus lebih banyak melakukan diskusi terkait dengan usaha yang sedang dilakukan oleh kelompok. Mulai dari pemilihan bibit, perkandangan, pakan, pemeliharaan dari day old chick (DOC) sampai dengan produksi, kesehatan hewan dan  pemasaran.

Beberapa solusi dari hasil diskusi, agar peternak selalu memperhatikan ayam dan lingkungan sekitarnya. Kemudian penernak mengetahui apabila terjadi perubahan yang dapat menyebabkan gangguan pada ayam. Termasuk juga pembahasan tata laksana pemeliharaan mulai dari pemberian pakan, pencahayaan, peruabahan pakan, pekerja, waktu pemberian pakan.

“Pencegahan penyakit yang sering terjadi, dengan memperkuat bioscurity maupun membatasi tidak semua orang boleh masuk ke kandang. Sedangkan untuk pasar sangat perlu ditingkatkan populasi dan produksinya sehingga kebutuhan akan telur di Tana Tidung akan terpenuhi,” pungkasnya. (*)

 

Pos terkait