TARAKAN, – Kapal Republik Indonesia (KRI) Raden Eddy Martadinata (REM) – 331 menyelesaikan misi Latihan Bersama (Latma) Multilateral Rim of The Pacific (Rimpac) 2024 di Hawai USA 27 Juni – 1 Agustus 2024.
Tiba di Pelabuhan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) XIII Tarakan disambut Komandan Lantamal XIII Tarakan, Laksamana Pertama TNI Dr. Ferry Supriady, S.T., M.M., M. Tr.Opsla., CIQaR diwakili Komandan Komandan Satrol Lantamal XIII Letkol Laut (P) Wahyu Hidayat, S.E., M.Si(Han)., M. Tr.Opsla., Selasa (20/8/2024).
KRI REM yang berada dibawah kendali Komando Armada II TNI Angkatan Laut sebelum tiba di Tarakan, meninggalkan Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Guam dengan 85 hari perjalanan.
Komandan KRI REM-331, Kolonel Laut (P) Adam Tjahya, S.T.,M.Tr.Hanla.,MM. mengatakan Latma Multilateral Rimpac ini merupakan event 2 tahunan yang pada tahun ini, Amerika Serikat menjadi tuan rumahnya.
“Latihan tempur dilaut dengan membuat simulasi tempur, kemudian diberikan sasaran atau tugas masing-masing. Kita harus menyelesaikan tugas itu,” ujarnya.
Latihan bersama US Navy, tentara Amerika Serikat dilakukan setiap tahun genap. Indonesia sendiri sudah ikut dalam latihan bersama sejak Tahun 2012. Ada sekitar 30 negara yang ikut dalam Latma ini. Tujuannya, Indonesia membuktikan kekuatan tempur ke dunia internasional atau peserta dalam Latma ini.
“Kita mampu untuk mengikuti latihan ini, karena tantangan terbesarnya, menggelar operasi yang jauh dari negara kita. Mau melewati Pasifik saja sudah 14 hari. Kemudian mengikuti latihan disana, terutama di laut, 20 hari nonstop,” tuturnya.
Latma ini sekaligus ajang gengsi Angkatan Laut Indonesia, bagaimana mampu bertahan berapa lama dilaut. Tidak punya waktu untuk kembali ke pangkalan, walaupun hanya mengisi bahan bakar atau lainnya.
Dengan keberhasilan bertahan dari Latma ini, Kolonel Laut (P) Adam Tjahya berharap bisa menjadi kegiatan rutin, sehingga memberikan ilmu yang baru pada generasi berikutnya. Sehingga lebih mengenal bagaimana kemajuan teknologi Angkatan Laut saat ini.
“Total Satgas yang saya bawa ada sebanyak 180 orang, tapi sekarang yang dikapal ini ada 140 orang. Karena sebenarnya kita ada 3 unsur tugas, pertama KRI REM-331 kemudian ada spesial Ops dari Kopaska dan Marinir.
“Tapi yang On Boat di kapal ini hanya dari kru kapal dan Kopaska. Sedangkan marinir mengikuti, tetapi terbang kembali ke Indonesia,” jelasnya.
Dalam Latma yang digelar, intinya strategi perang di laut. Pertempuran untuk memperebutkan sasaran yang ada di darat dan diikuti marinir. Peperangan di darat juga ada beberapa macam, kemudian di laut dengan kapal selam maupun udara.
KRI REM sendiri sejauh ini mampu mengikuti latihan, berbekal latihan yang sudah dilakukan jauh hari. Semuanya bisa berjalan baik, tentara Angkatan Laut Indonesia mampu menyelesaikan latihan.
“KRI REM saat ini merupakan kapal terbaik Indonesia. Kita punya sisternya, kapal yang sejenis. Tahun 2017-2018 adalagi adiknya kapal ini KRI Gusti Ngurah Rai yang ikut Latma sebelum ini, Tahun 2022. Kemampuan sensor maupun senjata, memang KRI REM terbaik,” tegasnya. (**/saf)