Pendangkalan Muara Sungai Buaya, Warga Bunyu Aksi Minta Solusi Pemerintah

Img 20240921 wa0004 teraskaltara. Id
Aksi demonstrasi dilakukan warga setelah diyakini belum ada solusi yang diberikan pemerintah untuk mengatasi pendangkalan di Muara Sungai Buaya.

BUNYU, BULUNGAN, TerasKaltara.id – Pendangkalan Muara Sungai Buaya di Desa Bunyu Barat, Kecamatan Bunyu, Kabupaten Bulungan mengakibatkan sejumlah nelayan menggelar aksi pada Rabu (18/9/2024).

Aksi demonstrasi dilakukan warga setelah diyakini belum ada solusi yang diberikan pemerintah untuk mengatasi pendangkalan tersebut.

Hariyono, salah satu perwakilan nelayan mengatakan pihaknya sudah meminta adanya solusi dari pemerintah terkait pendangkalan Muara Sungai Buaya. Namun, sudah lama terjadi, sampai saat ini belum ada respon positif dari pemerintah.

“Pendangkalan ini terjadi sudah lama, makanya kami menyuarakan tuntutan. Harapannya, pemerintah segera menindaklanjuti permasalahan tersebut. Kami meminta agar pemerintah memperhatikan kesejahteraan nelayan,” katanya, Rabu (18/9/2024).

Haryono juga mengungkapkan sudah melaporkan perihal pendangkalan tersebut ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Hanya saja, belum juga mendapatkan perhatian dari pemerintah. Aksi demonstarsi yang dilakukan ini, menurutnya sudah menjadi puncak kemarahan para nelayan.

“Sampai sekarang belum ada solusi dari pemerintah. Padahal, kami ini sudah kesulitan untuk melakukan aktivitas penangkapan ikan, karena Muara Sungai Buaya mengalami pendangkalan. Pemerintah harusnya segera melakukan pengerukan di daerah yang dangkal itu, jadi mengurangi pendangkalan,” tandasnya.

Jika sudah dilakukan pengerukan, kata dia, maka para nelayan tidak lagi kesulitan dalam melakukan aktivitas penangkapan ikan maupun udang. Ia pun mengeluhkan saat ini tidak bisa melakukan aktivitas penangkapan ikan, apabila air laut sudah surut.

Sedangkan saat air naik, masih harus ditunggu lagi beberapa jam setelahnya hingga air laut mencapai puncak dangkalnya muara sungai, sehingga perahu nelayan bisa lewat.

“Sangat mempengaruhi produktivitas nelayan pastinya. Kan kalau air surut, kami tidak bisa melakukan aktivitas penangkapan ikan. Tapi, kalau air laut sudah naik pun kami tetap harus tunggu 3-5 jam untuk bisa memulai aktivitas penangkapan ikan,” ungkapnya.

Tidak hanya Haryono, nelayan lainnya Arifin pun mengeluhkan hal yang sama. Ia ungkapkan, lalu lintas aktivitas nelayan sangat bergantung pada Muara Sungai Buaya, untuk memulai penangkapan ikan dan udang.

“Kami nelayan kesulitan keluar masuk akibat kondisi sekarang ini, kering kerena terjadi pendangkalan. Sehingga menghambat kegiatan kami,” ucapnya.

Ia meminta pemerintah memberikan perhatian terhadap kesejahteraan nelayan, terlebih lagi kehidupan nelayan yang hanya merupakan masyarakat kecil.

“Kami berharap sekali pemerintah bisa menindaklanjuti masalah ini. Supaya Muara Sungai Buaya ini bisa segera dikeruk, jadi kami tidak kesulitan lagi menangkap ikan dan udang,” tandasnya. (**/saf)

 

Pos terkait