TANA TIDUNG, TerasKaltara.id – Pencabutan nomor urut dua pasangan calon (Paslon) Kepala Daerah Tana Tidung, di Pendopo Djaparuddin, Tideng Pale, Senin (23/9/2024), akhirnya menentukan Said Agil-Hendrik mendapatkan nomor urut 1 dan Ibrahim-Sabri di nomor urut 2.
Jelang mengakhiri penyampaian visi misinya, Ibrahim Ali didampingi wakilnya, Sabri bahkan sempat berpantun sepatah kata.
“Kami perintis bukan pewaris, berdedikasi atas nama perubahan, ayo mantapkan hati pilih BAIS (tagline Ibrahim Ali-Sabri). Bersama BAIS, Tana Tidung semakin terdepan dan berkemajuan,” tuturnya.
Usai menyampaikan pantun di penutup kata, Ibrahim Ali sempat hendak bersalaman dengan lawan politiknya di Pilkada Tana Tidung. Namun setelah menyalami Hendrik dan beralih ke Said Agil, tangan Ibrahim Ali ditolak halus dengan melipat tangannya di dada, ia pun ikut melipat tangan. Sontak saja disambut koor para pendukungnya yang hadir.
Ditemui usai pencabutan nomor, Ibrahim Ali mengaku cukup puas dengan angka nomor 2. Menurutnya, jelas setiap proses pasti ada peningkatan.
“Dulu periode pertama saya dapat nomor 1, sekarang saya dapat nomor 2. Tentunya dari satu naik ke 2, dan kita pahami bersama masa jabatan kepala daerah cukup 2 periode. Jadi, kita lanjutkan dan tuntaskan dengan nomor urut 2, dengan 2 periode lanjutkan,” bebernya.
Ia pun mengaku angka nomor 2 sangat bermakna dan lebih mudah untuk menterjemahkan, masa jabatan kedua dan dua periode akan datang. Ibrahim Ali optimis bisa memenangkan Pilkada Tana Tidung. Meski tidak menargetkan capaian kemenangan.
“Kita tidak mau mendahului, kita usaha dan kerja keras dengan tagline BAIS, Bersinergi Adil dan Sejahtera,” pungkasnya.
Disinggung soal penolakan berjabatan tangan, Ibrahim Ali mengaku tidak mempermasalahkan. Ia berkeyakinan politik perlu kedewasaan, tidak boleh baper (bawa perasaan).
“Kalau pemimpin sudah tidak menunjukkan kedewasaan dan ego, bagaimana dengan masyarakatnya. Dengan kita saja tidak mau bersalaman, bagaimana dengan masyarakatnya,” tuturnya.
Ia berharap siapapun calon dan pemimpin nantinya tidak menyombongkan diri. Tetapi berikan yang terbaik untuk Bumi Upun Taka tercinta.
Pesta demokrasi, sebagai ajang pemilihan pemimpin. Masyarakat adalah pemilih dan siapapun terpilih sudah pasti yang terbaik untuk membangun Tana Tidung.
“Berpolitik ini ajang kontestasi memilih pemimpin, bukan berpikir dendam atau bagaimana saling menghabisi. Tapi, konteksnya pemimpin untuk memimpin semua rakyat dan harus mengayomi semua masyarakat. Tidak perlu baper atau dendam. Ayo adu gagasan dan program maupun strategi,” pungkasnya.
Ia pun kembali menegaskan dalam berbalas pantun sambil mengkritik juga untuk menyampaikan, dari 10 program ada evaluasi kinerja. Semua yang dikerjakan terukur dan terlihat dari pembangunan saat ini.
Ia sebut, sudah terbukti dengan pencapaian pusat pemerintahan (puspem). Bahkan, sempat disebut hanya diskusi dan retorika tanpa bukti, akhirnya terbantahkan.
“Hanya orang buta dan orang sakit hati yang tidak melihat pembangunan di Tana Tidung. Kan jelas proses pembangunan Puspem, kantor Bupati megah berdiri. Kita membangun semua, segi pendidikan juga kita beri beasiswa. Semua sudah eksekusi,” tegasnya.
Ia pun mengungkap, APBD Tana Tidung Tahun 2021 hanya Rp700 miliar sekarang sudah hampir mencapai Rp1,5 triliun. Pekerjaan yang belum tuntas, mulai dari jalan dan KTT sehat dari Rumah Sakit type D sudah tuntas menjadi Rumah Sakit type C dan memiliki 4 Dokter Spesialis.
“Rumah Sakit Pratama kita selesaikan di Tana Lia. Ini kerja nyata yang terlihat. Tapi, kalau dipenuhi dengan dendam dan sakit hati ya tidak akan bisa melihat dan menilai secara objektif,” tandasnya lagi.
Pasangan wakilnya, Sabri juga menyampaikan hal yang sama untuk memulai ajang kontestasi inu dengan adu gagasan dan program.
“Saya akan siap membantu pak Bupati. Saya datang bukan untuk mengeluh dan mencari sesuatu, tetapi mengajak masyarakat yang duduk, mari kita berdiri sama-sama untuk jalan dan membangun Tana Tidung jauh lebih baik dari apa yang sudah tercapai,” tuturnya. (**)