TARAKAN, TerasKaltara.id – Wanita muda berinisial N (21) ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya yang berada di Jalan Lumpuran RT 16 Kelurahan Kampung Satu, Sabtu (26/8/2023)
N ditemukan dalam kondisi wajah yang membiru akibat lilitan kabel stop kontak berwarna putih yang menjerat lehernya.
Saat dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polres Tarakan, AKP Randhya Sakthika Putra mengatakan, penemuan mayat wanita ini diawali dari teman sebelah kosnya yang mengetuk pintu untuk mengambil laundry pada pukul 08.30 Wita.
“Merasa tak ada jawaban, teman N pun masuk ke dalam dan melihat korban sudah tidak bernyawa,” kata Randhya kepada awak media.
Saat ini polisi juga masih melakukan penyelidikan di Tempat Kejadian Perkara (TKP), dan membawa korban ke rumah sakit untuk keperluan visum.
“Setelahnya, korban langsung dibawa ke kamar jenazah untuk keperluan visum luar dan autopsi. Pihak kepolisian pun juga telah melakukan pemeriksaan saksi sebanyak 2 orang yang berasal dari warga sekitar” ucap Randhya.
Randhya mengungkapkan, untuk korban sendiri terakhir dilihat pada pukul 23.00 Wita di malam sebelum ditemukan meninggal dunia. Pihaknya belum dapat memastikan penyebab kematian korban.
“Belum dapat kami pastikan dibunuh atau tidak. Masih menunggu hasil visum,” ujarnya.
Perwira balok tiga itu juga mengungkapkan, N sehari-hari berprofesi sebagai freelance jasa prostitusi online.
“Kadang dia memandu lagu di sebuah tempat karaoke juga,” ujar Randhya.
Sementara itu, salah seorang warga yang tinggal satu bangsal kontrakan dengan N mengaku kerap kali melihat beberapa pria keluar masuk indekos milik N. Tak jarang, N juga sempat cek cok dengan tamu-tamunya.
“Ya kalau dia buka jasa BO (booking out) itu memang sudah banyak yang tahu warga di sini. Saya juga sudah sering mengingatkan untuk tidak ada ribut-ribut lagi,” kata pria yang enggan disebutkan identitasnya itu.
Diketahui, N sudah tinggal di indekos tersebut kurang lebih 1 tahun lamanya. Selama itulah, jasa prostitusi online N berjalan. N juga memiliki jiwa sosial seperti masyarakat pada umumnya, yang kerap kali bertegur sapa dengan warga sekitar.
“Paling menyapa begitu saja. Namanya kita tetangga kan,” ujarnya.
Pada malam terakhir dirinya melihat N, ia tak menaruh firasat dan kecurigaan apapun lantaran sikap N yang masih terlihat biasa. Ia juga tak mendengar suara teriakan atau meminta tolong di malam kejadian.
“Tidak ada saya dengar ribut-ribut. Kemarin pagi juga masih biasa ngobrol sama saya. Mungkin itu kejadiannya subuh dan teman sebelah kosnya itu pagi manggil saya minta tolong saat N sudah tidak bernyawa,” ungkapnya. (ryf)