MALINAU, TerasKaltara.id – Produksi tanaman pangan padi sawah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Salah satu hal yang menjadi penyebab kenaikan, diantaranya setelah para petani memahami masa tanam.
Kepala Dinas Pertanian Malinau, Faridan mengungkapkan dari data yang ada, ia merincikan untuk total produksi padi se-kabupaten hingga akhir Desember 2022 lalu mencapai 12,2 ton.
“Dari 15 kecamatan, untuk Kecamatan Malinau Barat masih menduduki peringkat pertama daerah penghasil padi terbesar di Malinau,” ujarnya, (1/9/2023).
Meski ada peningkatan jumlah produksi, Faridan menyebut serapan gabah kering giling masih belum memenuhi kebutuhan dalam daerah.
“Kuantitas hasil panen padi terutama pada 4 kecamatan di sekitar ibukota kecamatan, masih belum dapat memenuhi permintaan hilir produksi,” tuturnya.
Namun, ia meyakini kebutuhan gabah kering giling untuk dikonversi menjadi beras daerah diperkirakan terus meningkat. Sedikitnya dibutuhkan 8 ton gabah per hari agar produksi beras daerah dapat optimal.
“Kami sudah mengupayakan sejumlah cara memaksimalkan potensi lahan yang tersedia. Tapi kami pastikan produksi memang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Kami upayakan bisa terus naik dengan membenahi kebutuhan di level petani. Seperti kemarin, kekurangan benih, sedikit demi sedikit kita cukupi lewat penangkaran,” ungkapnya.
Ia menambahkan, ada banyak hal yang menjadi pemicu peningkatan produksi, mulai dari pemahaman masa tanam, ketersediaan tenaga penyuluh sampai program pengadaan fasilitas.
Hanya saja ada beberapa kendala yang didapati untuk bisa meningkatkan produksi. Hal ini tentu mempengaruhi, diantaranya keterbatasan pupuk, hingga prasana.
Ditambah kondisi cuaca, bencana alam terutama banjir paling berpengaruh terhadap keberhasilan panen. Pihaknya pun memastikan akan memaksimalkan semua upaya untuk bisa menaikkan produksi.
“Kami upayakan untuk bisa menyelesaikan setiap kendala secara bertahap. Tapi, memang kalau hulunya, penyerapannya itu memang dari Perumda,” tandasnya. (tk10)