Pastikan tetap kawal proses seleksi komisioner selanjutnya
MALINAU, TerasKaltara.id – Puluhan orang yang mengatasnamakan Forum Peduli Demokrasi Malinau (FPDM) menggelar aksi damai di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Malinau, Jumat (26/1/2024). Aspirasi yang disuarakan peserta aksi, diantaranya menolak hasil seleksi Tim Seleksi (Timsel) Calon KPU Malinau yang sudah diumumkan 14 Januari lalu.
Juru bicara, sekaligus Sekretaris FPDM, Henry Pangiran mengatakan ada kejanggalan dalam proses seleksi Calon Komisioner KPU Malinau. Ia menyebut, dari 10 besar calon komisioner periode 2024-2029 ini tidak mengutamakan warga Malinau. Bahkan salah satu calon yang terpilih ada yang sudah menyalahi kode etik komisioner.
“Kami sebagai putra daerah melakukan aksi damai, aspirasi kami bentuk kekecewaan terhadap proses rekruitment oleh Timsel Komisioner KPU Malinau. Kami temukan banyak kejanggalan selama proses seleksi dilakukan,” ujarnya, ditemui usai mengelar aksi.
Dalam aksi damai yang dilakukan, selain penolakan atas hasil seleksi Tim Seleksi Komisioner KPU Malinau, pihaknya juga menyampaikan bentuk kekecewaan terhadap pelaksanaan seleksi komisioner.
“Kami menduga proses rekruitmen sarat dengan kepentingan individu dan kelompok. Kami menolak hasil 10 besar seleksi Komisioner KPU Malinau periode 2024-2029 karena diduga sarat kecurangan. Ada tiga nama yang seharusnya tidak berkompeten,” ungkapnya.
Ketiga nama tersebut, tiga diantaranya disebut merupakan warga luar Malinau dan masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kabupaten Nunukan dan Kota Malang Provinsi Jawa Timur maupun Tana Tidung. Dari tiga nama ini, bahkan salah satunya yang merupakan komisioner incumbent menjadi terlapor di Polsek Sesayap sehingga secara etik tidak pantas menduduki jabatan komisioner.
“Dalam proses seleksi administrasi, sebagian besar mereka yang lolos pada tahap akhir merupakan penduduk domisili luar Malinau. Selain itu ada yang sementara ini sudah dilaporkan ke Polsek Sesayap, jadi secara etik mana mungkin orang-orang ini menduduki jabatan komisioner,” katanya.
Pihaknya menuntut agar ketiga nama tersebut mengundurkan diri dan tidak lagi ikut dalam proses seleksi selanjutnya. Massa juga menegaskan akan mengawal proses seleksi komisioner selanjutnya.
Selain itu, pihaknya juga menuntut agar putra daerah Malinau diberi kesempatan yang sama sebagai komisioner.
“Ini untuk kelancaran Pemilu juga, karena yang memahami daerah adalah putra daerah. Apapun keputusan KPU, kalau tetap ugal-ugalan memastikan 10 besar ini tetap lolos, kami akan gugat ke pengadilan,” tegasnya. (saf)