MALINAU, Teraskaltara.id – Peletakan batu pertama proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mentarang Induk PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN) dilakukan Presiden RI Joko Widodo di Malinau, Rabu (1/3/2023).
Luas keseluruhan wilayah yang terdampak tutupan air maksimal PLTA Mentarang diperkirakan mencapai 22.800 hektare pada kondisi puncak debit air.
Menurut data dari Sekretariat Daerah Kabupaten Malinau, 11 pemukiman di 3 Kecamatan akan terdampak dalam proyek ini. Dalam konsultasi publik warga terdampak bersama PT KHN dan Pemkab Malinau pada 2021 lalu, proses relokasi warga pembangunan bendungan telah rampung dipindahkan ke permukiman warga.
Rincian 11 desa yang terdampak, di Kecamatan Mentarang, ada RT 5 Desa Harapan Maju atau Kampung Seboyo, Desa Harapan Maju, Desa Paking dan Desa Temalang. Kecamatan Mentarang Hulu di Desa Long Berang, Desa Long Sulit dan Desa Long Simau.
Kemudian di Kecamatan Sungai Tubu, Desa Long Titi, RT 1 dan RT 2 di Desa Rian Tubu dan RT 3 Desa Rian Tubu.
Sementara untuk jumlah kepala keluarga (KK), ada sebanyak 28 KK warga Seboyo di RT 5 Desa Harapan Maju telah di relokasi ke permukiman baru.
Permukiman lama warga yang dihuni sekira 73 jiwa tersebut berada tepat di lokasi pembangunan bendungan.
Bupati Malinau, Wempi W Mawa menuturkan pihaknya menyambut baik proyek strategis nasional dengan investasi yang bernilai USD2,6 miliar atau sekitar Rp40 triliun ini.
“Besar harapan kami sebagai pemerintah dengan adanya pembangunan proyek PLTA ini dapat memberikan dampak yang baik secara langsung, maupun secara tidak langsung. Terutama bagi masyarakat Kabupaten Malinau yang telah mengikhlaskan, merelakan, seluruh kawasan untuk kepentingan pembangunan PLTA ini,” tuturnya.
Proyek PLTA Mentarang Induk ini dikerjakan oleh konsorsium Indonesia dan Malaysia. Dukungan dari tokoh adat, tokoh agama yang ada di Kabupaten Malinau terutama suku besar, Suku Dayak sangat diperlukan untuk kelancaran pekerjaan.
Diharapkan nantinya semua pihak bisa mendapatkan manfaat yang besar dari proyek terintegrasi yang ada di Mentarang dan yang ada di Kabupaten Bulungan.
“Tanpa kami bermimpi ini merupakan sejarah untuk masa depan di kemudian hari dan dapat memberi lapangan pekerjaan, kesempatan pengusaha lokal dan pendidikan bagi masyarakat lokal kabupaten malinau,” harapnya. (tr10)