TERASKALTARA.ID, MALINAU – Peristiwa jebolnya bak penampungan air bersih bisa menimbulkan kerusakan besar, bahkan membahayakan jiwa dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, masyarakat dan pihak pengelola air bersih seperti PDAM perlu mewaspadai sejumlah faktor penyebab yang sering luput dari perhatian.
Kepala Seksi Teknis Instalasi Air, dalam keterangannya menjelaskan bahwa tekanan air yang berlebihan menjadi salah satu penyebab utama. Kondisi ini biasanya terjadi ketika sistem overflow tidak berfungsi, sehingga air terus mengisi bak tanpa henti.
“Kalau pengisian tidak dikendalikan dan bak tertutup, tekanan bisa sangat tinggi. Ini yang memicu dinding bak retak atau jebol,” jelasnya.
Faktor lainnya adalah lemahnya struktur bangunan. Retakan pada beton, baja yang korosi, atau kualitas bahan bangunan yang tidak sesuai standar membuat daya tahan bak semakin rendah, terutama jika usia bangunan sudah tua dan tidak dirawat.
Selain itu, kegagalan pondasi juga menjadi ancaman serius. Tanah di bawah bak yang ambles, jenuh air, atau mengalami longsor dapat mengganggu kestabilan dan menimbulkan tekanan tidak merata pada dinding bak.
“Air itu berat, satu meter kubik setara satu ton. Kalau bak menampung 100 meter kubik, berarti bebannya 100 ton. Ini tekanan luar biasa jika struktur tidak kuat,” tambahnya.
Faktor pemicu lainnya termasuk getaran dari mesin berat, gempa, hingga kesalahan operasional seperti menutup katup keluar saat pengisian. Bahkan, desain yang buruk tanpa sistem pelepas tekanan juga memperparah risiko jebolnya bak penampung.
Ia mengingatkan pentingnya pemeliharaan berkala, pemeriksaan struktural, serta pelatihan operator agar sistem air bersih tetap aman dan andal. “Kita harus sadar, kerusakan ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal keselamatan,” pungkasnya.