BNN Tarakan Bongkar Satu Lubang yang Disinyalir Masih Aktif Digunakan untuk Transaksi Sabu di Kampung Bersinar Selumit Pantai  

TARAKAN, TerasKaltara.id – Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Tarakan membongkar satu lubang yang disinyalir masih aktif dijadikan tempat untuk bertransaksi narkotika jenis sabu di wilayah Kampung Bersih Narkoba (Bersinar) RT 12, Selumit Pantai.

Kepala BNNK Tarakan, Evon mengatakan, satu lubang yang dibongkar merupakan hasil penyelidikan dan informasi yang diterima dari para penyalahguna yang sebelumnya telah diamankan oleh pihak BNNK Tarakan.

“Dibongkar Kamis lalu. Ada satu lubang yang mulai aktif, disinyalir aktif karena sudah terbukti kita pancing itu ada suara di bawah. Kita panggil kita pancing itu ada orang di bawah,” katanya.

“Informasi dari penyalahguna rata-rata dia beli di lubang ini, yang kita bongkar kemarin,” lanjutnya.

Evon menjelaskan, pada saat dilakukan penyelidikan, terduga penjual kabur. Adapun modus para penjual, kata dia, ketika petugas datang penjual tiarap dan ketika petugas pergi penjual tersebut kembali muncul.

“Waktu kita cari jalan masuknya lari sehingga kita bongkar. Ketika kita masuk biasanya dia tiarap, ketika kita keluar dia muncul lagi. Jadi dia baring aja di bawah itu,” ucap Evon.

Evon mengungkapkan, sejauh ini terdapat tiga lubang yang disinyalir aktif melakukan transaksi barang haram tersebut. Para penjual pun biasanya beroperasi 24 jam.

“Di sana kalau berdasarkan hasil penyelidikan kita ada 3 lubang. Tapi yang paling aktif yang kita bongkar ini. Biasanya beroperasi 24 jam,” ujarnya.

Lebih lanjut, Evon menerangkan, setelah dilakukan diklarasi, ada sebanyak 6 lubang yang telah ditutup oleh pihak BNNK Tarakan dengan cara dicor menggunakan semen.

“Selama ini kalau yang ditutup itu banyak, ada sekitar 6 lubang yang sudah kita tutup. Jadi benar-benar sudah tidak operasi lagi. Ini benar-benar lubang yang baru dibuat lagi. Kalau kemarin ditutup, dicor pakai semen,” pungkasnya.

Lebih dalam, Evon mengatakan, kendala pihak BNNK Tarakan menangkap pengedar atau penjual yang ada di bawah kolong yakni, petugas tidak mengetahui siapa penjual di dalam lubang tersebut. Selain itu, untuk masuk ke lokasi perlu dilakukan pendalaman jalur masuk mana saja yang dilalui oleh para penjual.

“Itu yang menyulitkan kita, satu kita tidak tahu siapa yang jualan di bawah itu. Kedua untuk masuk ke situ kita harus melakukan pendalaman jalur masuknya dari mana. Ini yang menyulitkan kita, sedangkan masyarakat tidak ada yang terbuka yang membantu kita memberi tahu tempat jalur masuknya itu,” katanya.

Selain itu, kata dia, masyarakat disekitar juga terlihat seperti tidak perduli dan bahkan terlibat juga menikmati kondisi tersebut.

“Ada yang tidak mau tahu, ada yang mau aman-aman saja, tidak mau peduli,” ujar Evon.

“Jadi alasannya macam-macam, ada yang tidak mau terlibat, takut karena diancam, dan bahkan terlibat juga menikmati itu,” lanjutnya lagi.

Lantas, Evon menerangkan, saat ini pihaknya masih melakukan pengawasan terhadap dua lubang lagi yang disinyalir juga masih digunakan untuk bertransaksi.

“Itu ada dua lubang lagi, ini yang kita awasi terus, terus kita melakukan pengawasan di situ sampai target kita benar-benar kampung ini menjadi kampung yang bersih lah, kampung yang berubah nantinya,” tutupnya. (**)

 

Pos terkait