Bupati Wempi Dapat Gelar Adat Kalawon Nahintanga, Simbol Pemimpin yang Jadi Harapan Rakyat

Prosesi penyambutan tamu kehormatan Bupati Malinau, Wempi W Mawa bersama jajaran FKPD Malinau pada penampilan Atraksi Budaya Lembaga Adat Dayak Tahol pada gelaran Festival IRAU ke-11 Malinau.

TERASKALTARA.ID, MALINAU – Pagelaran seni dan budaya Dayak Tahol mewarnai perayaan Hari Ulang Tahun ke-26 Kabupaten Malinau dan Festival IRAU ke-11 tahun 2025 yang digelar di Panggung Budaya Padan Liu’ Burung, Senin (13/10/2025).

Dalam kesempatan penuh makna itu, Bupati Malinau Wempi W Mawa, S.E., M.H. menerima gelar kehormatan adat “Kalawon Nahintanga” dari masyarakat adat Dayak Tahol.

Gelar ini diberikan sebagai bentuk penghargaan atas kepemimpinan beliau yang dinilai bijaksana, tegas, dan berpihak kepada seluruh lapisan masyarakat.

Gelar adat diserahkan langsung oleh Ketua Lembaga Adat Besar Dayak Tahol Nasional, AKP (Purn) Kalvinus Ku, S.Pd., M.Pd. Ia menjelaskan, Kalawon bermakna perkasa dan mampu melakukan segala sesuatu demi kemajuan dan ketahanan, sementara Nahintanga berarti harapan, tumpuan, dan kekuatan.

“Mulai hari ini, beliau sudah menjadi bagian dari warga besar Dayak Tahol,” ujar Kalvinus dalam sambutannya.

Kalvinus menegaskan, penghargaan ini merupakan wujud pengakuan masyarakat atas kepemimpinan Bupati Wempi yang dinilai adil dan menyeluruh.

Salah satu bukti nyata, katanya, terlihat melalui program Jalan Tani yang manfaatnya dirasakan hingga ke pelosok tanpa membeda-bedakan latar belakang masyarakat.

“Bagi kami, itu bukti kepemimpinan yang tidak memandang siapa pendukung dan siapa lawan. Semua warga Malinau diperlakukan sama,” tambahnya.

Momen Bupati Malinau Wempi W Mawa didampingi Ketua TP PKK Malinau, Maylenty Wempi saat menari Sumayau/Sumazau bersama seluruh warga Dayak Tahol di depan Panggung Budaya Padan Liu’ Burung Malinau.

Sementara itu dalam sambutannya, Bupati Wempi menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kehormatan yang diterimanya.

Ia menyebut gelar ini bukan sekadar simbol, melainkan kepercayaan dan tanggung jawab moral untuk terus menjaga nilai-nilai budaya serta memperkuat persatuan masyarakat Malinau.

“Budaya adalah kita, dan kita adalah budaya itu sendiri. Apa yang dilakukan masyarakat Dayak Tahol hari ini adalah bentuk nyata pelestarian jati diri yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi muda,” ucapnya.

Bupati Wempi juga mengingatkan pentingnya mempertahankan bahasa dan tradisi lokal di tengah arus modernisasi.

“Jangan sampai suatu hari anak-anak kita mencari penerjemah untuk memahami bahasa ibunya sendiri,” pesannya.

Pada kesempatan itu, masyarakat Dayak Tahol juga menampilkan prosesi adat Napang Nahotom, tradisi penuh makna yang melambangkan rasa syukur atas keberhasilan panen dan kehidupan harmonis dengan alam.

Beragam tarian dan ritual adat turut disuguhkan, menggambarkan kekayaan budaya dan filosofi hidup masyarakat Tahol.

Bupati Wempi menegaskan, Pemerintah Kabupaten Malinau akan terus memberikan ruang bagi pelestarian budaya melalui penyelenggaraan Festival IRAU.

“Festival ini bukan hanya hiburan, tapi ruang pendidikan budaya bagi seluruh masyarakat. Pemerintah akan terus mendukung setiap etnis untuk menampilkan budayanya dan memperkuat persatuan di Bumi Intimung,” tegasnya.

Selain itu, ia juga menegaskan komitmen pemerintah untuk memperkuat pembangunan desa, sektor pertanian, dan pendidikan melalui pengadaan alat berat di setiap kecamatan serta program Desa Sarjana Unggul (DSU) yang mendorong lahirnya generasi muda Malinau yang berpendidikan dan berkarakter.

“Harapan saya, kelak Bumi Intimung ini akan dipimpin oleh generasi kita sendiri generasi yang unggul, berpendidikan, dan berkarakter,” pungkasnya.(Tk12).

Pos terkait