TANJUNG SELOR, TerasKaltara.id – Debit air yang sempat naik di sejumlah sungai di Malinau sudah mulai turun sejak Kamis (30/5/2024) pagi. Namun, bersamaan turunnya air sungai ini, sampah kayu yang hanyut sampai ke Sungai Kayan, Bulungan.
Aliran di Sungai Kayan ini memang berasal dari sungai yang ada di Malinau, sehingga dampaknya pun akan terhubung.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bulungan, Rafidin menuturkan limbah kayu yang hampir memenuhi aliran sungai Kayan ini diduga berasal dari wilayah hulu sungai akibat banjir yang terjadi sebelumnya.
Akibatnya, limbah kayu yang terapung di Sungai Kayan bisa menjadi penyebab speedboat yang melewati rute ini menabrak kayu.
“Perlu kewaspadaan dari para motoris speedboat untuk berhati-hati. Apalagi potensi bencana banjir akan terus terjadi apabila melihat kondisi cuaca saat ini,” ujarnya, Kamis (30/5/2024).
Sehingga, potensi adanya limbah kayu yang mengalir menuju wilayah hilir tepatnya di Tanjung Selor memungkinkan untuk terus terjadi.
Ia sebutkan, ketika banjir dibagian hulu terjadi, maka pasti limbah kayu yang turun dan mengalir ke hilir dan melewati Sungai Kayan.
“Dari laporan yang saya terima, memang ketinggian debit air di wilayah hulu sudah mulai turun. Tapi, kalau hujan semakin deras di wilayah hulu sementara di wilayah hilir Sungai Kayan terjadi air pasang, maka banjir di wilayah Tanjung Selor sangat berpotensi terjadi,” ungkapnya.
Pihaknya pun sampai saat ini masih terus bersiaga untuk mengantisipasi adanya banjir. Terlebih lagi curah hujan masih tidak menentu.
Dikhawatirkan hujan di bagian hulu saat air laut sedang pasang di bagian hilir. Sehingga pihaknya terus bersiaga mengantisipasi banjir di Tanjung Selor.
“Kami juga terus mengimbau kepada para pengusaha speedboat untuk berhati-hati untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Terlebih lagi saat limbah kayu ini sudah mulai terbawa arus hingga ke Sungai Kayan yang merupakan rute pelayaran speedboat,” tandasnya. (rn)