Desa Long Jalan merupakan desa yang berada di paling hulu sungai Malinau. Desa yang juga disebut Desa Puten ini hanya bisa diakses menggunakan ketinting atau biasa dikenal dengan perahu bermotor.
Meskipun, aksesnya sulit, tidak memadamkan semangat Kelompok Usaha Perhutanan Sosial ( KUPS ) Ekowisata Desa Long Jalan. Mereka berpartisipasi aktif dalam kegiatan Bimbingan Teknis Pemandu Wisata Alam yang diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Malinau di Hotel MC pada 23-27 Mei
2023.
Anye Irang, Ketua KUPS Ekowisata Long Jalan mengatakan desa Long Jalan memiliki
kebudayaan Suku Punan yang masih kental. Banyak atraksi wisata budaya yang bisa dinikmati di Desa Long Jalan.
“Kami masih punya kebudayaan sebagai Suku Punan. Seperti cara menghidupkan api
menggunakan batu. Kami merasa itu hal yang biasa dalam kebudayaan kami. Tapi, ternyata itu menjadi atraksi wisata yang bisa menarik pengunjung,” katanya.
Senada dengan Anye Irang, Ernianthy, anggota KUPS Ekowisata Long Jalan menuturkan selain potensi wisata budaya, Desa Long Jalan juga memiliki kekayaan alam yang bisa dinikmati di desa Long Jalan. Salah satu potensinya, masyarakat Suku Punan memiliki kepercayaan harus melindungi Pan atau air asin.
Air asin adalah tempat minumnya satwa-satwa liar. Jika air asin
hilang,maka hewan juga bisa hilang. Mereka juga di larang membunuh hewan di air asin.
Suku Punan percaya jika membunuh hewan di air asin atau hilangnya air asin akan membawa mala petaka. Air asin ini memiliki cerita kearifan lokal masyarakat dalam melindungi hutannya. Air asin ini juga ada di desa Long Jalan yang bisa di jadikan potensi wisata.
Nehemia Gurusinga, Pelatih Bimbingan Teknis Pemandu Wisata Alam menjelaskan untuk
menjadi pemandu wisata alam dibutuhkan kemampuan interpretasi. Kemampuan ini adalah menghubungkan objek wisata dengan pengunjung.
“Dalam pemanduan wisata harus memastikan 6 aspek yaitu aspek promosi Sumber Daya Alam (SDA), keunikan objek wisata, memperhatikan keamanan dan ketertiban pengunjung, kemudian
kelestarian potensi SDA, memberikan pengalaman arti Pendidikan dan memberikan dampak positif bagi keberlangsungan kegiatan kepariwisataan. Sehingga, memberikan pengalaman berkesan bagi wisatawan,” jelasnya.
Selanjutnya, Dodi Ir, Fasilitator Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Desa Long Jalan mengatakan potensi wisata yang ada di desa Long Jalan akan dikembangkan menjadi program wisata alam dan budaya. Hal ini guna meningkatkan perekonomian masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan.
“Akses sulit menuju Desa Long Jalan, bukan menjadi kendala. Justru ini dapat diliat menjadi ciri khas yang di miliki desa Long Jalan. Sebab, sensasi perjalanan selama 8 jam di atas perahu menyusuri sungai Malinau bisa memberikan pengalaman tersendiri bagi wisatawan. Kemudian, wisatawan bisa merasakan hidup berinteraksi langsung bersama masyarakat Suku Punan
dalam mengenal budayanya,” pungkasnya. (RATIH)