Ekonomi Malinau Tetap Tumbuh Meski Melambat, BPS Dorong Sektor Kerakyatan

TERASKALTARA.ID, MALINAU – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malinau merilis capaian pertumbuhan ekonomi Malinau untuk triwulan I tahun 2025. Kepala BPS Malinau, Yanuar Dwi Cristiawan, menyampaikan bahwa perekonomian daerah tersebut tumbuh sebesar 3,06 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Menurut Yanuar, pertumbuhan tersebut mencerminkan tren positif meskipun terjadi perlambatan dibandingkan tahun lalu. Sebelumnya, pertumbuhan pada triwulan I tahun 2024 tercatat lebih tinggi, yakni sebesar 3,87 persen.

“Meskipun terjadi perlambatan, ini tetap merupakan hal yang positif karena pertumbuhan ekonomi tetap berlangsung dan tidak masuk ke zona negatif,” ujar Yanuar saat diwawancarai.

Lebih lanjut, Yanuar menjelaskan bahwa jika pertumbuhan ekonomi triwulan I dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2024 (quarter-to-quarter), maka terjadi kontraksi. Namun, hal ini dianggap wajar dan bersifat musiman.

“Kontraksi di awal tahun umum terjadi karena pengeluaran pemerintah untuk proyek strategis belum optimal. Biasanya proses lelang dan konstruksi belum berjalan maksimal di triwulan I,” jelasnya.

Dalam analisis sektoral, Yanuar menyebutkan bahwa perekonomian Malinau masih didominasi oleh sektor primer seperti pertanian dan pertambangan. Ia mengakui bahwa sektor pertambangan, khususnya batubara, mengalami penurunan produksi karena sifatnya yang tidak terbarukan.

“Batubara menyumbang lebih dari 50 persen struktur ekonomi Malinau. Tapi produksinya cenderung menurun karena luas lahan juga terbatas dan sebagian area masuk kawasan hutan lindung,” tambahnya.

Kontribusi ekonomi Malinau terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Utara pada triwulan I 2025 mencapai 12,01 persen, menunjukkan peran signifikan daerah ini dalam skala provinsi.

Menanggapi kondisi ini, Yanuar menyarankan agar pemerintah daerah mempercepat pola belanja sejak awal tahun untuk mendorong perputaran ekonomi. Ia juga menekankan pentingnya mendorong sektor-sektor ekonomi kerakyatan.

“Harus ada dorongan pada sektor pertanian, UMKM, serta menarik investasi pada sektor hilirisasi seperti pengolahan kelapa sawit atau coklat, agar struktur ekonomi tidak terus bergantung pada tambang,” tuturnya.

Ia berharap, dengan pengelolaan anggaran yang lebih efektif serta penguatan sektor riil, pertumbuhan ekonomi Malinau dapat lebih merata dan berkelanjutan di triwulan berikutnya.

Pos terkait