Gempa Susulan M4,4 Kembali Guncang Tarakan, BMKG Minta Warga Tetap Waspada dan Tenang

Peta episentrum gempa bumi M4,4 yang mengguncang Kota Tarakan, Sabtu (8/11/2025) sore. BMKG mencatat pusat gempa berada di laut, sekitar 9 kilometer tenggara Tarakan dengan kedalaman 10 kilometer. Tidak ada potensi tsunami. Sumber: BMKG Stasiun Geofisika Balikpapan.
Peta episentrum gempa bumi M4,4 yang mengguncang Kota Tarakan, Sabtu (8/11/2025) sore. BMKG mencatat pusat gempa berada di laut, sekitar 9 kilometer tenggara Tarakan dengan kedalaman 10 kilometer. Tidak ada potensi tsunami. (Sumber: BMKG Stasiun Geofisika Balikpapan).

TERASKALTARA.ID, TARAKAN – Aktivitas seismik di wilayah Kota Tarakan, Kalimantan Utara, kembali meningkat.

Sabtu (8/11/2025) pukul 16.56 WITA, gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 4,4 mengguncang Tarakan dan sekitarnya.

Berdasarkan data Stasiun Geofisika Balikpapan, pusat gempa berada di laut, sekitar 9 kilometer tenggara Tarakan, pada koordinat 3,31° Lintang Utara dan 117,67° Bujur Timur, dengan kedalaman 10 kilometer.

Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan Rasmid, M.Si., menjelaskan bahwa guncangan kali ini merupakan gempa susulan kedelapan dari gempa utama berkekuatan M4,8 yang terjadi pada Rabu (5/11/2025) lalu.

“Sejak gempa utama, kami mencatat delapan kali gempa susulan dengan kekuatan bervariasi,” ujarnya dalam rilis resmi, Sabtu sore.

Rasmid menegaskan, gempa berjenis dangkal ini dipicu oleh aktivitas Sesar Tarakan, dan meski tidak menimbulkan kerusakan signifikan, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap bangunan yang sudah retak akibat guncangan sebelumnya.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Pastikan kondisi bangunan aman sebelum kembali ke rumah,” kata Rasmid.

BMKG mencatat, guncangan terasa cukup kuat di wilayah Kota Tarakan dengan intensitas IV–V MMI, menyebabkan benda-benda di rumah bergeser dan beberapa barang pecah.

Sementara di Tanjung Selor dan Tana Tidung, guncangan tercatat pada intensitas III–IV MMI, dan di Nunukan serta Tanjung Redeb, Berau terasa lebih lemah, yakni II–III MMI.

Hingga berita ini diturunkan, tidak ada laporan korban jiwa maupun kerusakan bangunan baru akibat gempa susulan tersebut.

Aktivitas masyarakat pun mulai berangsur normal, meski sebagian warga memilih tetap berada di luar rumah untuk mengantisipasi kemungkinan gempa lanjutan.

Rasmid kembali mengingatkan pentingnya mendapatkan informasi hanya dari kanal resmi BMKG, seperti akun media sosial @infoBMKG, laman www.bmkg.go.id, atau aplikasi Info BMKG, agar masyarakat tidak terpengaruh kabar yang menyesatkan.

“Gempa ini tidak berpotensi tsunami. Namun, kami tetap mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dan memeriksa kondisi bangunan, terutama yang sudah mengalami keretakan sejak gempa pertama,” tegasnya.

Sejak awal November, wilayah Tarakan dan sekitarnya memang menunjukkan peningkatan aktivitas seismik yang masih dalam pemantauan BMKG.

Pihak berwenang juga telah berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk memastikan langkah mitigasi dan kesiapsiagaan tetap berjalan di lapangan.(Tk12).

Pos terkait