TERASKALTARA.ID, MALINAU – Bupati Malinau, Wempi W. Mawa, S.E., M.H., menegaskan bahwa pelaksanaan Festival IRAU bukan sekadar ajang euforia, melainkan wujud syukur masyarakat atas perjalanan pemerintahan sekaligus sarana mengekspresikan seni, budaya, serta kearifan lokal.
Dalam pertemuan dengan insan media di ruang kerjanya, Selasa (9/9/2025), Bupati Wempi menjelaskan bahwa setiap tahun Hari Ulang Tahun Kabupaten Malinau selalu dirangkai dengan prosesi ritual keagamaan, kegiatan seni dan budaya, hingga pameran pembangunan. Agenda ini tidak hanya menampilkan identitas adat, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi UMKM, pelaku seni, hingga sektor pariwisata.
“Bayangkan, hampir 350 kamar hotel bisa penuh, transportasi bergerak, UMKM hidup, dan masyarakat mendapat kesempatan menampilkan produknya. Inilah efek domino ekonomi yang dihadirkan IRAU,” ujar Wempi.
Ia menambahkan, IRAU merupakan ruang inklusif bagi seluruh elemen masyarakat, baik penduduk asli maupun pendatang, untuk mengekspresikan budayanya. Tahun ini, acara tersebut bahkan diharapkan mencatat sejarah melalui pengakuan Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) atas kekayaan budaya Malinau.
Selain itu, kehadiran artis dan musisi nasional dinilai mampu menarik perhatian publik lebih luas sekaligus mempromosikan Malinau ke tingkat nasional bahkan internasional.
“Ini bukan sekadar hiburan, tapi strategi promosi daerah, penggerak ekonomi rakyat, dan ajang belajar generasi muda tentang persatuan serta pembangunan Malinau,” tegasnya.
Bupati Wempi mengajak insan media berperan aktif menyampaikan narasi positif tentang IRAU. “Mari kita sampaikan bahwa IRAU adalah seni dan budaya yang mempersatukan, bukan sekadar pesta. Dari sinilah kita menghadirkan rasa syukur, kebanggaan, dan peluang bagi masyarakat Malinau,” pungkasnya.