MEDAN, teraskaltara.id – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltara turut menghadiri peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Kota Medan pada Selasa, 7 Februari 2023.
Kehadiran PWI Kaltara dalam peringatan HPN merupakan yang kedua kalinya di massa kepemimpinan Nicky Saputra yang resmi menahkodai PWI Kaltara sejak 2021 lalu.
Diterangkan Ketua PWI Kaltara itu peringatan HPN yang digelar setiap tahunnya ini merupakan wujud semangat dari keberadaan pers di Indonesia. Sehingga menurutnya semangat pers nasional yang menghadiri peringatan HPN patut dibangkitkan di Kaltara.
“Kita sangat sadari bahwa kehidupan masyarakat pers di Kaltara memerlukan semangat-semangat yang membangun. Profesi kita ini merupakan salah satu wujud dari keberadaan Kaltara sebagai provinsi ke-34 hari ini,” terangnya saat dihubungi via telpon.
Mengenai hal itu, semangat dalam kebangkitan pers di Kaltara dianggapnya tak bisa berjalan mudah jika profesi yang disebutkan dalam pilar ke empat demokrasi itu masih dipandang sebelah mata.
“Sudah sangat jelas kerja – kerja pers itu diatur dan dilindungi undang – undang. Sehingga perlu adanya semangat membangun profesionalitas dalam menumbuhkan karya jurnalistik, sebagai mana yang dimaksud dalam kode etik kita,” jelasnya.
Pria yang juga dikenal sebagai Ketua PWI termuda se Indonesia itu mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintahan di Kaltara untuk menghargai kerja pers. Menurut dia, jika karya jurnalistik yang dihasilkan insan pers terus dilemahkan dengan intervensi, tak menutup kemungkinan berpengaruh dalam kemajuan sumber informasi yang diharapkan.
“Karya jurnalistik pers kini tergerus dengan banyaknya informasi dari media sosial. Presiden Jokowi juga sudah mengingatkan kita bahwa pers sedang tidak baik-baik saja. Tapi Ketua Dewan Pers cukup meyakinkan kita, bahwa dengan mengedepankan arus utama media, bukan tidak mungkin semangat pers bisa kembali kita raih,” tuturnya.
Ia juga mengingatkan wartawan yang tergabung di PWI Kaltara turut mengedepankan kinerja pers yang sesungguhnya, yakni sebagai kontrol sosial sesuai Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
“Di era serba digital ini suka tidak suka kita harus bekerja dengan bayang – bayang arus informasi sosial media yang setiap harinya dikonsumsi masyarakat. Sehingga informasi yang dihasilkan oleh kita cenderung terlupakan. Jika kita punya semangat dalam meningkatkan karya kita, saya percaya arus utama media pasti akan diutamakan kalangan di Kaltara,” bebernya.
Ia juga berharap dalam membangkitkan semangat pers bisa didukung penuh oleh masing-masing perusahaan pers maupun pemerintahan di Kaltara. Tugas pers sebagai kontrol sosial tentu sangat diperlukan, sehingga semangat pers menghadapi era digital sudah sangat siap ke depannya.
“Kita ibaratnya senasib sepananggungan. Apapun organisasi profesi wartawannya, kita tetaplah wartawan. Pers di Kaltara harus terus membangkitkan semangatnya,” pungkasnya. (PWI-KU)