Sukses menjadi penggerek duplikat bendera pusaka hingga tugas selesai
ANDHIKA ZUMA EKTA DIMASIRAAJ menjadi salah satu penggerek dalam Upacara Bendera Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-79 di Lapangan Agathis, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan pada Sabtu, 17 Agustus lalu.
Sahida – TerasKaltara.id
Zuma, panggilan akrab remaja berusia 16 tahun ini memiliki kebanggaan, senang bisa terpilih menjadi anggota Paskibraka di tingkat provinsi. Rasa syukur yang luar biasa, saat Pengumuman mencantumkan namanya pada malam pemberitahuan.
“Saya sangat excited. Merasa senang, bersyukur dan seperti hal ini mimpi. Namun saya yakin, benar-benar melakukan ini dan saya benar-benar mendapatkan ini,” kata Zuma mengungkapkan kebanggaannya.
Menjadi salah satu Pasibraka karya provinsi yang terpilih, perjuangan Zuma juga bisa dikatakan sangat panjang. Dimulai dari masa seleksi tingkat sekolah, saat itulah Putra Sulung dari pasangan Eko supriyatnoko SSTP MH dan Tara anandya A.Md Keb ini mulai mencari tahu lebih banyak lagi tentang Paskibraka.
Hal yang membuatnya ingin tahu, apa itu Paskibraka dan tingkatan-tingkatan Paskibraka itu seperti apa. Berjalannya waktu, Zuma berhasil melewati masa seleksi dan setelah dinyatakan lulus dari Paskibraka tingkat sekolah, lanjut ke tes di tingkat kota.
Sampai di tingkat kota, keingintahuannya berubah menjadi benar-benar meniatkan diri dengan sesungguh-sungguhnya. Mulai bangun pagi lebih awal untuk melakukan aktivitas fisik sendiri sebelum sekolah, Ia pun mulai belajar mandiri lagi setiap malam.
“Jadi, Alhamdulillah setelah itu saya lulus di tingkat kota. Lalu tibalah pengumuman ketika saya akhirnya dikirim untuk seleksi lagi di tingkat provinsi. Saya mulai lebih mendalam lagi, lebih fokus lagi untuk melaksanakan dan meniatkan diri untuk lolos di tingkat provinsi ini,” ucap Zuma.
Pada hari H keberangkatan untuk seleksi tingkat ke Provinsi di Tanjung Selor, Zuma, Pelajar SMAN 2 Tarakan Kelas 11 Kesehatan 1 ini melanjutkan belajar. Bahkan ketika sampai di kamar, rasa penasaran Zuma untuk terus belajar terus beradu. Memperlancar bakatnya, seperti apa nanti Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dan Tes Intelegensia Umum (TIU).
“Setelah pulang dan menunggu beberapa saat, Alhamdulillah akhirnya saya dinyatakan lulus tingkat provinsi. Saya berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkatnyalah saya dapat hadir dan dapat terpilih di seleksi provinsi ini,” kata Zuma lagi.
Persiapan selanjutnya, tentunya fisik yang setiap pagi harus diasah terus. Dengan jogging setiap mulai bangun tidur, setelah melaksanakan ibadah Salat Subuh. Tidak cukup sampai disitu, sepulang sekolah pun Zuma selalu menyempatkan diri untuk melakukan pembinaan fisik di rumah atau bersama teman-teman.
Penekanan Zuma pada diri sendiri, walau sesibuk apapun dalam mengikuti seleksi paskibraka, prestasi di sekolah harus tetap dapat dan itu hal utama. Keseharian Zuma di sekolah juga harus tetap punya arti dengan aktif di kegiatan osis dan tetap berprestasi di kelas. Dalam kegiatan petugas keamanan sekolah pun, Zuma juga tetap aktif.
Dengan padatnya kegiatan di sekolah dan latihan jelang persiapan Paskibraka, Zuma mulai belajar membagi waktu. Dari latihan fisik sendiri di rumah, dengan melakukan jogging atau push up, pull up dan back up atau sit up sampai sekitar Pukul 06.00 Wita.
Lanjut bersiap pergi ke sekolah dan sepulangnya sekitar Pukul 04.00 Wita bina fisik lagi, entah mandiri atau bersama temannya yang lain hingga Pukul 05.00 Wita atau 05.30 Wita.
Asupan vitamin juga tidak ketinggalan, rutin minum vitamin setiap setelah makan malam. Ditambah lagi suport orang terdekatnya, menjadi energi maupun penyemangatnya untuk bisa melewati semua perjuangan hingga berhasil terpilih menjadi Paskibraka tingkat Provinsi.
“Waktu awal latihan memang berat, apalagi memasuki karantina dan pemusatan pelatihan pendidikan itu. Tapi, seiring berjalannya waktu, mulai terbiasa merasakan kegiatannya. Dengan rutinitas yang dituntut untuk menjadi lebih disiplin, lebih teratur, lebih tepat waktu dan lebih bisa memanajemen diri beserta waktu dengan lebih baik. Jadi, saya merasa tidak adanya tekanan yang berlebih sampai merasa down,” tuturnya.
Beruntungnya Zuma, berada di sekitar orang yang memberikan support penuh, mulai dari sekolah yang menurutnya juga sangat besar. Bahkan, ketika ingin menjalankan seleksi tingkat kota, sekolah juga membantu dengan membekali program membantu mengatasi kekurangan.
Saat itu, kekurangannya berat badan yang berlebih. Pihak sekolah-lah yang kemudian membuat program dan sharing di grup Whatshapp. Zuma akhirnya bisa belajar dengan orang-orang didalam grup Whatshapp tersebut.
“Kami harus mengirimkan foto makanan, lalu mereka memberikan tips-tips diet itu seperti apa. Apa aja yang boleh dimakan atau tidak, serta memonitor berat badan. Dan hal itu terbukti sangat membantu saya hingga saat ini,” kata Zuma.
Semangat terus mengalir, setelah Zuma berhasil menurunkan berat badan. Bukan hanya untuk bisa mewakili sekolahnya menjadi tim Paskibraka tingkat Provinsi Kaltara, tetapi Zuma menyadari mengatasi kelebihan berat badannya, berarti berhasil menyehatkan diri sendiri.
“Tidak hanya di sekolah, mereka orang terdekat saya menyemangati untuk fokus pada pengibaran di 17-an nanti. Dirumah juga, Ayah dan Bunda terus memberikan support supaya saya berusaha untuk tidak menyerah,” lanjut remaja kelahiran Purworejo, 14 Januari 2008 ini.
Hingga berhasil mengibarkan bendera dengan baik dan lancar, Zuma sudah meyakini menjalankan tugasnya sebagai seorang penggerek dengan baik.
“Tentunya saya sangat lega, terharu dan perjuangan pelatihan mulai dari Juli hingga Agustus ini terbayarkan dengan hal yang membuat saya puas dan bangga,” Zuma ungkapkan kepuasannya dengan hasil yang sudah didapat.
Zuma masih punya keinginan besar lagi, setelah berhasil meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik, hingga mendapatkan kepercayaan menjadi Paskibraka Provinsi, sekolah kedinasan akan menjadi cita-cita selanjutnya.
“Keinginan terbesar dari hidup setelah ini, lulus sekolah kedinasan. Tujuan dan cita-cita saya, bisa memasuki Sekolah Tinggi Akuntasi Negara dan Bidang Hubungan Internasional,” harapnya.
Nama : Andhika Zuma Ekta Dimasiraaj
Purworejo, 14 Januari 2008
Pelajar SMAN 2 Tarakan Kelas 11 Kesehatan 1
Orangtua :
Ayah Eko Supriyatnoko, S.STP, M.H
Bunda Tara Anandya A.Md Keb