Lantik 30 Panwascam, Bawaslu Bulungan Ingatkan Tantangan Pilkada

Img 20240526 wa0032 teraskaltara. Id
Sebanyak 30 Panwascam Bulungan dilantik dan selanjutnya bisa bertugas untuk mengawasi Pilkada di Bulungan.

 

TANJUNG SELOR, TerasKaltara.id – Proses seleksi Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Kabupaten Bulungan berakhir setelah dilantiknya sebanyak 30 Panwascam terpilih, Sabtu (25/5/2024).

 

Ketua Bawaslu Bulungan, Dwi Suprapto mengatakan pengambilan sumpah dan janji dalam pelantikan Panwascam menandakan tugas sudah dimulai.

 

“Tahapannya kan dimulai dari seleksi administrasi, pengecekan sipol, berkas dokumen dan hal administrasi lainnya. Kemudian ujian tertulis yang dilakukan melalui proses CAT di beberapa tempat. Lolos di CAT ini baru terakhir tes wawancara,” ujarnya.

 

Kemudian ditetapkan dan diumumkan 30 orang lolos beserta panwas yang existing pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2024. Existing ini merupakan panwas yang sudah pernah bertugas di Pileg sebelumnya.

 

“Harapannya bisa langsung bertugas setelah dilantik dan diambil sumpah jabatannya. Tugasnya nanti selama 9 bulan, sampai selesai Pilkada. Kalau ternyata tahapan Pilkada sudah selesai dan masa jabatan panwascam berakhir, maka otomatis diperpanjang,” tuturnya.

 

Berdasarkan dari pengalaman pemilu sebelumnya, kondisi geografis menjadi tantangan terbesar yang akan dihadapi Panwascam. Seperti di Pulau Bunyu dengan jarak tempuh yang jauh butuh waktu koordinasi lebih lama. Kemudian Peso Hilir dan Long Peso dengan jalur darat yang terputus aksesnya, jalan satu satunya jalur air.

 

“Bukan tanpa kendala, kalau sudah habis hujan kan banyak itu batang pohon dari atas, jadi menghambat proses transportasi. Waktu monitoring pengawasan rekrutmen PPK, kami kembali karena speed kami kena hantam batang kayu,” ungkapnya.

 

Pengawasan pada Pileg dan Pilkada juga berbeda. Jika Pileg lebih ke kepentingan Nasional dengan calon yang akan dipilih cukup banyak, sehingga konsentrasi massa bisa terpecah. Namun, pada Pilkada ini dengan kepentingan lokal dan jumlah yang dipilih sedikit, sehingga konsentrasi massa dikhawatirkan terpusat.

 

“Tensi Pileg dan Pilkada itu berbeda, kepentingan daerah itu relatif besar. Massa bisa terkonsentrasi dan itu yang bisa mengakibatkan gesekan lebih kuat. Karena ikatan emosional kuat. Tapi mudahan pemilih yang ada di Bulungan sudah pengalaman lebih baik,” tandasnya.

 

 

Dari segi pengawasan juga berbeda, belajar dari pengalaman Pilkada Kaltara sebelumnya yang sempat terjadi konflik diharapkan tidak lagi terjadi. Semua pihak harus bekerjasama, termasuk masyarakat, stakeholder dan aparat. Hingga tokoh adat dan agama yang memiliki peran lebih dekat dengan pemilih dibawah.

 

Berkoordinasi untuk memastikan satu visi dan misi menjaga Bulungan menjadi lebih baik. Terutama isu sara dan politik yang dikhawatirkan meluas.

 

Meski ia masih merujuk pada Pemilu sebelumnya dan pelaksanaan Pilkada lalu, di Bulungan masih bisa dikatakan rawan. Namun, potensi aman jika dibina pasti bisa dibantu semua pihak.

 

“Sama seperti ASN, kalau pada pemilu kemarin belum ada laporan. Di Pilkada nanti harus lebih diawasi, karena ada potensi incumben maju lagi. Tentu ada hal yang harus diantisipasi, kami lebih ke pencegahan,” katanya.

 

“Sudah kami sampaikan himbauan kepada incumbent agar bisa menyampaikan sikap netralitas. Sanksinya ada pidana dan terberat itu sampai pemberhentian,” tegasnya. (*/saf)

 

Bacaan Lainnya

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *