Jembatan Putus dan Rumah Hanyut Akibat Banjir Besar di Malinau

Whatsapp image 2023 09 22 at 18. 07. 30 teraskaltara. Id
Jembatan putus di Desa Peking, Kecamatan Mentarang. (ist)

 

MALINAU, TerasKaltara.id – Banjir besar yang terjadi di Malinau sejak Jumat (22/9/2023) dinihari mengakibatkan sejumlah rumah dan jembatan terputus. Hingga sekira pukul 21.00 Wita, banjir di sekitar Malinau juga belum ada tanda-tanda surut, sementara hujan deras terus terjadi di beberapa wilayah.

Kepala pelaksana BPBD Malinau, H. Iwan Darma Yuana mengatakan akibat derasnya arus di beberapa sungai yang ada di Malinau, membuat jembatan penghubung antara Desa Paking, Kecamatan Mentarang terputus.

“Jembatannya menghubungkan Paking lama dan Paking seberang. Tapi ada akses jalan lain, melewati Semolon, Kecamatan Mentarang. Jembatan ini yang biasanya digunakan masyarakat untuk berladang. Jembatannya juga memang sudah cukup lama. Tapi, kalau gunakan akses lain memang cukup jauh,” tuturnya.

Menurut data dari BPBD hingga sore tadi, selain jembatan terputus juga ada sebanyak 7 rumah hanyut dan 2 rusak berat.

“Kami baru dapat informasi di Paking dan Desa Harapan Maju, Kecamatan Mentarang. Tapi, kalau di Long Bisai, Kecamatan Mentarang saya belum dapatkan informasinya. Kami masih terus mengumpulkan data,” ungkapnya.

 

Whatsapp image 2023 09 22 at 18. 07. 31 teraskaltara. Id
Rumah hanyut di desa peking, kecamatan mentarang. (ist)

 

Pihaknya juga belum bisa memastikan kapan debit air akan menurun, sementara kondisi air laut yang seharusnya sudah mulai surut sejak pukul 14.00 Wita masih belum mempengaruhi tingginya air akibat hujan deras.

“Saya sudah dari Desa Paking, Kecamatan Mentarang itu bahkan air sudah mulai turun dan sudah selesai banjirnya. Kita (Malinau kota) kan kena imbasnya disini. Kalau di Paking bahkan masyarakat sudah mulai bersih-bersih rumah, jalanan juga sudah terlihat,” ujarnya.

Namun, saat dalam perjalanan pulang melewati Singai Terang, sekira pukul 16.00 Wita debit air masih cukup tinggi.

Pihaknya juga sudah turun ke lapangan untuk memastikan masyarakat yang terdampak banjir untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir naik lagi.

“Kami juga tidak bisa memperkirakan, mudahan banjir bisa surut dan tidak ada hujan lagi di hulu. Kami ada posko utama di stadion, dari anggota juga menyebar untuk evakuasi,” tuturnya.

Di posko utama ini, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Sosial dan Tagana. Meski kemungkinan untuk bisa menampung masyarakat yang mengungsi tidak cukup, lantaran banjir yang sangat meluas. Pihaknya tetap berupaya maksimal untuk memberikan bantuan kepada warga.

“Ini banjir parah, kurang lebih seperti di Tahun 1999. Kami juga sudah bersiap. Masyarakat juga diharapkan untuk waspada, amankan harta benda yang paling kecil dan amankan anak-anak,” katanya. (tk10)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *