Toleransi di Perbatasan Negara Melalui Moderasi Beragama

Whatsapp image 2024 03 11 at 11. 28. 49 teraskaltara. Id
Kajian Islam tentang pemahaman moderasi beragama di Sebatik, jaga toleransi beragama di perbatasan negara. (Foto : Ist)

 

NUNUKAN, TerasKaltara.id – Moderasi beragama dalam kehidupan masyarakat diterapkan untuk menjaga toleransi selama menjalankan ibadah. Memasuki bulan suci Ramadhan 1445 H di Sebatik, Nunukan daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia dilakukan kajian moderasi agama untuk memberikan pemahaman tentang paham toleransi beragama.

Ustadz Asmayadi mewakili Kementrian Agama Nunukan mengatakan keberhasilan moderasi beragama dalam kehidupan masyarakat dapat diukur melalui empat indikator utama. Yakni komitmen kebangsaan, anti kekerasan, sikap toleransi dan penerimaan terhadap tradisi lokal.

Kajian Islam untuk lebih memahami moderasi beragama digelar di Masjid Darul Istiqomah, Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Minggu (10/3/2024).

“Kami mengapresiasi teman-teman dari ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) Muda Nunukan yang membantu kajian ini. Kajian Islam ini tentunya memang perlu dilestarikan dan ditingkatkan dalam bentuk kegiatan yang serupa,” katanya, ditemui usai mengisi kajian.

Melalui kajian tentang moderasi agama ini diharapkan bisa mengedukasi masyarakat agar menjalankan ibadah, terutama di bulan Ramadhan ini dengan tertib dan baik. Selain itu, pemahaman moderasi ini memiliki peran penting agar tercipta kerukunan beragama.

Ia terangkan, moderasi merupakan proses yang kemudian menghasilkan toleransi sehingga bisa menjaga kerukunan umat beragama. Terutama di wilayah Sebatik yang berada di perbatasan negara.

“Dari moderasi inilah tercipta toleransi dan lahirlah kerukunan. Moderasi, toleransi dan kerukunan ini merupakan tiga hal yang sangat berkaitan,” jelasnya.

Selain itu, moderasi beragama bagi semua agama memiliki tujuan untuk saling berdamai, empati, dan saling menghargai setiap perbedaan keyakinan.

“Toleransi dapat dijadikan sebagai sikap dalam menghargai dan menghormati setiap perbedaan antar individu atau kelompok baik masyarakat maupun agama,” terangnya.

Pengurus Masjid Darul Istiqomah, Hermansyah juga berharap melalui kajian yang dilakukan bisa memberikan pemahaman moderasi beragama kepada masyarakat. Ia harapkan program kajian serupa bisa dilaksanakan untuk menjaga toleransi beragama di Sebatik.

“Tidak hanya di Masjid Darul Istiqomah, tetapi juga berlanjut di masjid lainnya. Sehingga moderasi beragama bisa dipahami semua masyarakat dan toleransi beragama bisa saling dijaga bersama,” tuturnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *