TARAKAN, TerasKaltara.id – Ratusan orang dari salah satu calon kepala daerah mendatangi Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tarakan. Masa yang datang membawa kayu dan botol langsung mencoba masuk ke dalam kantor KPU Tarakan dengan membuat keributan. Pengamanan dari Polres Tarakan dibantu unsur TNI dan stakeholder lainnya bersiaga di depan gedung KPU untuk menghalau masa.
Masa yang mencoba masuk sempat bentrok dengan aparat keamanan. Hingga akhirnya masa dipukul mundur dengan Tim Dalmas Polres Tarakan dan Sat Brimob Tarakan disertai dengan penyiraman air dari mobil Watercanon dan gas air mata. Akhirnya masa berhasil dipukul mundur, setelah sekitar satu jam setelahnya.
Rangkaian skenario ini merupakan simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) Operasi Mantap Praja Kayan 2024 yang dilakukan Polres Tarakan di Taman Bekampung, Senin (26/8/2024).
“Skema pengamanan sesuai dengan aturan keamanan bahaya yang rawan, sangat rawan,dan yang dipastikan hijau. Pengamanan kita itu melibatkan menurunkan 351 personel, dibantu dengan unsur TNI dan stakeholder lainnya,” terang Kapolres Tarakan AKBP Adi Saptia Sudirna.
Penempatan 351 personel ini sesuai skema pengamanan dalam simulasi Sispamkota yang dilaksanakan. Selain itu, dilakukan juga kegiatan patroli bersama dengan TNI dan stakeholder untuk melakukan kegiatan cooling system, agar selama pelaksanaan pemilu berjalan dengan kondusif.
Cooling system ini merupakan upaya Polri untuk mendinginkan suasana saat Pilkada, mengutamakan dua tindakan, yakni pre-emptif dan preventif. Pihaknya pun sudah melakukan pemetaan kerawanan pada Pemilu nanti.
“Lokasi yang dianggap rawan inikan, yang sengketa lahan (di Kelurahan Pantai Amal). Itu sudah di komunikasikan oleh KPU bersama dengan unsur pemerintah, mungkin ada beberapa TPS yang tidak sama dengan kegiatan TPS pada saat Pileg (Pemilihan Legislatif) kemarin. Ada beberapa TPS yang berubah dan pemindahan untuk nanti bisa minta konfirmasi kepada KPU,” ujarnya.
Terkait wilayah yang masih dalam proses sengketa saat ini, Kapolres menyebutkan masih berada di Pantai Amal. Pihaknya menempatkan 2 Polri di 1 TPS dengan 2 Linmas, untuk pola pengamanan sangat rawan.
Sedangkan untuk wilayah yang tidak dianggap rawan, menggunakan pola 236 yaitu 2 Polri di 3 TPS dengan 6 Linmas.
“Untuk yang sangat rawan kita gunakan pola 212. Berarti ada 2 pola nantinya, kurang rawan dan sangat rawan. Pemetaan sudah dilakukan, kalau saat ini ada 5 TPS yang rawan, yaitu 3 dari TPS di Kelurahan Pantai Amal, 2 TPS lagi di TPS khusus yang di Lapas. Tapi kan berkembang nantinya,” ungkap Kapolres.
H-1 pendaftaran calon kepala daerah serentak di seluruh Indonesia, pihaknya juga sudah menempatkan personel di Kantor KPU Tarakan. Terbagi dalam satu pertiga kekuatan, dan menggunakan dua pertiga kekuatan.
“Kalau untuk di pendaftaran kita libatkan kurang lebih sekitar 165 personel. Sistemnya 24 jam stay di KPU, nanti ada juga yang patroli,” imbuhnya.
Sedangkan untuk patroli juga dilakukan, menjadi kegiatan rutin untuk mengantisipasi adanya riak di sekitar, terutama di base calon kepala daerah. Sama halnya dengan patrli cyber juga ditingkatkan, hal ini untuk untuk mengantisipasi penyebaran berita hoaks. Pihaknya memiliki tim sendiri yang akan melakukan patroli cyber, bila ditemukan adanya ujaran kebencian atau tindak pidana lainnya di cyber bisa dikenakan Undang undang ITE.
“Sejauh ini, untuk pantauan kami masih relatif kondusif dan belum ada hal yang signifikan. Masih kondusif, kami harapkan para paslon dan pendukungnya bisa menjaga kondusifitas, belajar dari pengalaman yang pahit kemarin,” tuturnya.
Ia meminta agar masyarakat Tarakan bekerjasama mengantisipasi jika ditemukan adanya berita yang kurang rasional, agar diklarifikasi atau dikomunikasikan. Sehingga tidak merebak, menjadi berita hoaks yang akhirnya mengancam situasi Kamtibmas.
“Kan dari Polres juga terlibat dalam Gakkumdu, sudah ada timnya dari kejaksaan dan Bawaslu maupun kami sendiri. Sementara nanti, laporan dari Bawaslu untuk pelanggaran masuk ke Gakkumdu,” tandasnya. (rs)