TARAKAN, TerasKaltara.id – Pencarian pesawat kargo perintis Smart Air mulai dilakukan sejak sore tadi. Tim dari Basarnas, beserta unsur terkait lainnya langsung terbang ke Malinau menggunakan helikopter milik Kodam VI Mulawarman. Informasi sementara, pesawat diduga terjatuh di Gunung Narid, Kecamatan Krayan Selatan, Nunukan.
Di Bandara RA Bessing, Malinau juga sudah dipersiapkan tenda untuk posko 2. Selanjutnya tim akan bersiap untuk melakukan pencarian dan penyisiran lokasi pesawat PK-SNE milik Smart Air jenis PC6 Pilatus dengan rute Bandara Tarakan (TRK)-Lapter Binuang (BNG)-Bandara Robert Atty Bessy (LNU) yang hilang kontak.
Kapolres Nunukan, AKBP Taufik Nurmandia melalui Kapolsek Krayan Selatan dan Tengah, Ipda Andi Irwan mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi dari warga ada suara dentuman yang terdengar dari wilayah hutan sekitar Binuang.
“Informasinya jatuh. Ada terdengar suara dentuman oleh warga yang berladang di sekitar TKP jatuhnya pesawat. Kami belum tiba di lokasi, masih dalam perjalanan. Tim pencari dari Polsek Krayan Selatan 9 personel, beberapa warga dan instansi terkait,” ujarnya.
Ipda Andi menerangkan, sebelumnya dari warga dan masyarakat sudah mengawali pencarian lewat darat ke lokasi dimaksud. Namun, karena cuaca tidak mendukung sehingga menginap di salah satu base camp perusahaan.
“Besok (9/3/2024) kembali ditindaklanjuti pencariannya,” imbuhnya.
Baca Juga : Smart Air Angkut Sembako Tujuan Krayan Hilang Kontak
Sementara itu, Kepala SAR Tarakan, Syahril mengungkapkan pihaknya mendapatkan informasi hilangnya kontak dengan Smart Air sekira pukul 11.26 Wita. Hingga sore tadi belum didapatkan informasi keberadaan pesawat.
“Kami juga mendapatkan kabar dari lapangan, terkait adanya dugaan dan informasi dari masyarakat setempat yang mendengar ada (dentuman) letupan-letupan yang diduga mungkin dari pesawat itu sendiri. Masyarakat juga sudah bergerak ke titik LKP (lokasi kejadian perkara) tersebut. Tapi, kami tidak bisa berkoordinasi lebih lanjut karena komunikasi terputus, hilang jaringan,” ungkapnya, dalam rilis yang disampaikan di Bandara Juwata Tarakan, Jumat 8/3/2024).
Dalam proses dimulainya pencarian, kata Syahril sebenarnya tidak ada kendala. Hanya saja, pihaknya harus memastikan terlebih dahulu titik koordinat dari keberadaan pesawat dengan melakukan pencarian terlebih dahulu.
“Jadi ada upaya pesawat yang lebih awal terbang melakukan searching (pencarian). Setelah kami mendapatkan informasi A1 (valid), baru kami bisa melaksanakan evakuasi,” tandasnya.
Syahril juga menjelaskan pesawat pencari pertama sudah diterbangkan dari Long Bawan menuju ke Binuang, Krayan di lokasi diduga kontak terakhir dengan Smart Air. Dari SAR Pusat pun turut melakukan tracking melalui sinyal yang diterima. Saat ini dua pesawat perintis yang sudah melakukan pencarian, PK-SNG dari maskapai Smart Aviation dan PK-VVU dari maskapai Susi Air.
“Ada titik koordinat duga yang kedua, pada tenggat waktu 14.26 Wita, sudah dilakukan penyisiran dari Malinau ke Binuang. Selanjutnya pada 16.08 Wita hasil penyisiran nihil,” terangnya.
Pesawat pencari kemudian ke Bandara RA Bessing, Malinau untuk melakukan pengisian bahan bakar. Tim kembali bersiap menuju ke lokasi, dari Tarakan menuju Binuang menggunakan heli bell 412 milik Kodam VI Mulawarman untuk melakukan penyisiran dan evakuasi apabila ditemukan pesawat yang hilang kontak tersebut.
Syahril mengungkapkan, 6 tim yang diberangkatkan, rescue dari SAR Tarakan dan personel heli bell sebanyak 10 orang diperkirakan tiba sekira pukul 17.43 Wita. Namun, dikarenakan kondisi cuaca dan sudah gelap, pencarian tidak memungkinkan untuk dilanjutkan.
“Kami menghentikan sementara. Apabila ditemukan sementara objek yang diduga, akan diinformasikan ke tim kami yang sudah berhasil mungkin turun di lokasi kejadian,” terangnya. (saf)