TANJUNG SELOR, Teraskaltara.id – Suara mahasiswa kembali menggema di halaman Mapolda Kalimantan Utara. Untuk kedua kalinya, Aliansi Cipayung Plus Kaltara turun ke jalan, membawa spanduk dan menyuarakan tuntutan tegas terhadap dugaan keterlibatan oknum anggota kepolisian dalam jaringan peredaran narkotika.
Aksi ini menjadi bentuk desakan moral terhadap institusi kepolisian, khususnya Kapolda Kaltara, Irjen Pol Hary Sudwijanto, agar memberikan penjelasan terbuka kepada publik dan mempertimbangkan tanggung jawab etis atas persoalan yang tengah mencuat. Desakan ini dilandasi keresahan akan masa depan generasi muda yang terancam oleh bahaya narkotika.
Menanggapi tuntutan massa, Kapolda Kaltara turun langsung menemui para demonstran. Dalam keterangannya, ia menegaskan bahwa empat oknum anggota Polres Nunukan yang diduga terlibat sudah diproses dan kini tengah dalam pemeriksaan intensif oleh Mabes Polri.
“Empat anggota yang diduga terlibat sudah kami proses. Saat ini mereka tengah menjalani pemeriksaan secara mendalam oleh Mabes Polri dan kami terus berkoordinasi. Ini bentuk komitmen kami dalam memberantas narkotika, bahkan dari dalam tubuh Polri sendiri,” tegas Irjen Pol Hary.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Arifin Paliwang, juga memberikan pernyataan resmi. Ia menyampaikan dukungan terhadap langkah penegakan hukum yang profesional dan transparan, serta menyambut baik peran kritis mahasiswa dalam mengawal isu tersebut.
“Kita serahkan proses hukum kepada pihak berwenang. Namun saya apresiasi semangat adik-adik mahasiswa yang terus mengawal isu ini. Pemerintah daerah juga berkomitmen untuk mendukung upaya pemberantasan narkoba di wilayah Kaltara,” kata Gubernur.
Aksi berlangsung tertib dengan pengawalan aparat keamanan. Aliansi Cipayung Plus menegaskan bahwa gerakan ini bukan semata-mata kritik, melainkan bentuk kepedulian terhadap integritas institusi penegak hukum dan masa depan Kalimantan Utara yang lebih bersih dari ancaman narkotika.