TARAKAN, TerasKaltara.id – Debat pertama pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) di Tarakan Art & Convention Center pada Rabu malam (9/10/2024) lalu, dinilai Ketua Persatuan Mahasiswa Kalimantan Utara (PMKU) Sumbawa Periode 2018-2020, Muh Rizwan tidak mengangkat kepedulian dunia pendidikan.
Hal itu dinyatakan Rizwan setelah adanya pernyataan dari Calon Gubernur Nomer Urut 01 yang membandingkan kualitas kampus yang ada di daerah lain, salah satunya di Nusa Tenggara Barat.
“Sangat disayangkan yah pernyataan itu keluar dari mulut calon gubernur dengan membandingkan kualitas kampus yang ada di NTB dan daerah lain,” ucapnya.
Menurutnya, pernyataan itu sangat tidak layak keluar dari seorang calon pemimpin yang membandingkan kualitas kampus dengan bantuan untuk membangun asrama itu tidak tepat.
“Sangat tidak layak pernyataan itu keluar dari seorang calon pemimpin, karena kualitas kampus bukan menjadi alasan untuk tidak menfasilitasi asrama untuk anak-anak Kaltara yang ada di NTB, kami juga banyak dari kampung dan desa-desa,” cetusnya.
Rizwan menjelaskan, jumlah mahasiswa yang ada di NTB khususnya Kabupaten Sumbawa berjumlah sekitar 200 orang. Setiap tahun juga akan ada anak-anak dari Kaltara yang mendaftar menjadi mahasiswa di Sumbawa. Harusnya sudah menjadi alasan kuat pemerintah, untuk menfasilitasi anak-anak Kaltara yang sedang menimba ilmu dimanapun mereka berada.
“Jumlah mahasiswa yang ada di NTB khususnya Kabupaten Sumbawa kurang lebih 200 orang. Saya rasa sudah selayaknya pemerintah hadir untuk memberikan kenyamanan untuk seluruh warganya. Setiap tahun akan ada anak-anak kaltara yang yang berkuliah di Sumbawa,” tegasnya.
Lanjut Rizwan, pemuda Kaltara yang menimba ilmu di Sumbawa ini juga bukan dari kalangan keluarga yang mampu, melainkan mereka datang dari desa-desa yang ada di Kaltara.
Sebelumnya pada Debat Pertama Calon Gubernur Kalimantan Utara nomor urut satu, sempat menyinggung pembangunan asrama yang berada di Sumbawa. Tudingan memprioritaskan pembangunan asrama untuk mahasiswa yang ada di Kaltara dulu, serta membandingkan kampus yang ada di NTB yang bukan unggulan. (*)