MALINAU, Teraskaltara.id – Sekretaris Daerah Pemkab Malinau, Dr. Ernes Silvanus menghadiri kegiatan rembuk petani sawit bersama Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Kalimantan Utara yang digelar di perkebunan warga, pada Sabtu (02/08).
Dalam arahannya, Sekda Ernes menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan momentum penting untuk meningkatkan wawasan dan perilaku petani dalam mengelola kebun sawit secara berkelanjutan.
“Saya apresiasi semangat Bapak dan Ibu sebagai Pekebun, terlebih kegiatan seperti ini menjadi sarana edukasi langsung. Saya hadir bersama Kepala Bappeda dan Litbang, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, serta perwakilan Dinas Pertanian dan Perkebunan agar dapat langsung mendengar dan menindaklanjuti aspirasi para Pekebun atau Petani,” ungkap Sekda.
Sekda juga menyinggung pentingnya kualitas bibit sebagai faktor utama keberhasilan kebun sawit. Ia menekankan bahwa banyak kasus kegagalan panen disebabkan oleh asal bibit yang tidak sesuai dengan kondisi geografis dan jenis tanah.
“Saya pernah mengalami sendiri, menanam durian sejak tahun 2009 sampai sekarang belum berbuah. Ini menjadi pelajaran penting bahwa bibit unggul dan sesuai sangat menentukan,” katanya.
Lebih lanjut, Sekda Ernes menjelaskan bahwa Pemkab Malinau mendukung penuh sektor pertanian, termasuk subsektor perkebunan, melalui program strategis seperti Pertanian Sehat dan tetap melanjutkan program RASDA. Ia juga menegaskan bahwa isu tentang hilangnya program RASDA adalah tidak benar.
“Program RASDA tetap kita anggarkan, bahkan harga beli gabah kita di atas rata-rata nasional. Jadi kalau ada keluhan, itu lebih pada oknum, bukan pada program,” tegasnya.
Sekda juga menggarisbawahi pentingnya mengubah perilaku dan sikap petani untuk menjadi lebih produktif dan berorientasi hasil. Menurutnya, banyak petani yang masih bersikap pasif, menunggu keberhasilan orang lain sebelum mencoba.
Ia pun mengingatkan agar petani tidak bersikap latah dalam memilih komoditas. Banyak kasus di mana petani tergiur dengan komoditas yang sedang tren, lalu menebang tanaman yang sudah produktif.
“Dulu ramai-ramai tanam lada, vanili, karet, kopi, lalu berganti karena tidak siap menghadapi tantangan. Ini yang harus kita hindari,” katanya.
Sebagai penutup, Sekda menyampaikan apresiasi kepada pemilik kebun, Bapak Daniel Sakai, yang telah menyediakan tempat dan menjadi contoh nyata keberhasilan perkebunan sawit. Ia mendorong agar kebun ini dapat menjadi tempat belajar dan studi bagi petani lain di Malinau.
“Kalau bisa belajar langsung di sini, tidak perlu jauh-jauh ke Medan. Kita dukung kalau memang ini bisa jadi tempat studi lapangan petani lokal,” tutup Sekda.