TANA TIDUNG, TerasKaltara.id – Menjadi Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tana Tidung, Vamelia Ibrahim mendapatkan kesempatan untuk bisa berinovasi meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten termuda di Kalimantan Utara (Kaltara), Tana Tidung.
Salah satu inovasinya yang sudah mendapatkan penghargaan, Busak PAUD. Inovasi ini bahkan meraih Juara 2 dalam 10 inovasi terbaik pada kategori masyarakat. Busak Paud ini merupakan layanan untuk monitoring dan evaluasi kinerja Guru dan Kepala Sekolah PAUD di Kabupaten Tana Tidung, Kaltara.
Sekaligus menjadi sarana koordinasi antara pihak sekolah dan orang tua peserta didik untuk memonitoring perkembangan akademik, baik itu literasi dan numerisasi peserta didik.
“Saya fokus bagaimana menangani pendidikan dan kesehatan. Busak ini artinya bunga, dari bahasa Tidung. Saya mau dalam aplikasi Busak PAUD ini mengimplementasikan Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI),” ujarnya, Jumat (6/12/2024).
Tidak hanya memastikan literasi dan numerasi diajarkan di PAUD, melalui Busak PAUD ini juga bertujuan untuk mengatasi masalah stunting. Dalam aplikasi ini seluruhnya bisa melihat, apakah anak yang di PAUD memiliki tinggi badan sesuai, stunting atau berat badan berlebih.
Mendapatkan juara 2, kata dia sudah sesuai dengan keinginannya. Target pun sebenarnya hanya menjalankan tugasnya sebagai Bunda PAUD yang fokus pada pendidikan hingga memaparkan inovasinya di hadapan juri pada lomba tersebut.
“Saya suka angka 2. Ini memang aplikasi yang diperlukan PAUD, tidak hanya di Tana Tidung, tetapi juga di Kaltara. Harapan saya, Bunda PAUD ini bisa diambil sebagai aplikasi yang membantu penanganan stunting dan Guru PAUD bisa mencapai akreditasi,” tuturnya.
Akreditasi ini, merupakan tugas Pemerintah Daerah agar PAUD di wilayahnya bisa mendapatkan Akreditasi B sesuai perintah dari Pemerintah Pusat. Masalah akreditasi ini, salah satunya karena tercecernya pengadministrasian. Sehingga, kehadiran Busak PAUD ini bisa memanajemen administrasi.
Sebagai Anggota Komisi 4 DPRD Kaltara, Vamelia pun memastikan tugasnya sebagai perwakilan Dapil 2 Tana Tidung dan Bulungan bisa membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Kaltara. Terlebih lagi di Komisi 4 yang membidangi pendidikan.
“Saya cuma anggota di Komisi 4. Kalau saya diminta untuk menangani pendidikan dasar, tentu akan saya lakukan. Tapi, setelah ini saya mau beranjak ke Bulungan. Apa yang sudah saya lakukan di Tana Tidung, mau saya bawa ke Bulungan,” ungkapnya.
Dari komunikasinya dengan para Guru PAUD di Bulungan, sudah banyak keinginan yang masuk untuk menerapkan kebijakan soal pendidikan di Tana Tidung. Meski, diakuinya fungsi DPRD hanya mengawal visi dan misi kepala daerah.
“Kalau saya di Tana Tidung kan sebagai istri Bupati, sehingga mendapatkan jabatan Bunda PAUD. Jadi, kalau perlu ada hal penting tinggal ngomong sama Bupati. Saya juga mau bertemu dengan Ketua Disabilitas untuk melihat permasalahan, supaya saya bisa membantu menangani masalah pendidikan bagi disabilitas,” beber Vamelia lagi.
Ia pun berharap, program terkait pendidikan di Tana Tidung bisa diterapkan di Kaltara. Salah satunya program KTT Pintar yang tidak hanya menyasar anak-anak Taman Kanak Kanak(TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) tetapi juga Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Sesuai program pemerintah pusat, pendidikan memang gratis. Tapi perlengkapan sekolah kan kebijakan pemerintah daerah. Kami sudah sampai SMA. Memang SMA ini kebijakannya ada di provinsi, tetapi mereka meminta juga karena juga anak-anak kami. Alhamdulillah di tahun 2025, Bupati sudah berikan sepatu, celana, tas dan sepatu ke SMA termasuk SD, SMP, SMA bahkan PAUD,” tuntasnya.