Ketua Panitia IRAU ke-11 Malinau : Festival Budaya Dongkrak Ekonomi Daerah hingga Puluhan Miliar

Ketua Panitia Pelaksana IRAU ke-11 Malinau, Dr. Ernes Silvanus saat berbincang dan menjelaskan terkait pelaksanaan kegiatan Festival Budaya IRAU ke-11 Malinau.
Ketua Panitia Pelaksana IRAU ke-11 Malinau, Dr. Ernes Silvanus saat berbincang dan menjelaskan terkait pelaksanaan kegiatan Festival Budaya IRAU ke-11 Malinau. (Foto : Ag).

TERASKALTARA.ID, MALINAU – Festival Budaya Irau Malinau ke-11 Tahun 2025 tidak hanya memukau dengan ragam seni dan budaya, tetapi juga terbukti menjadi penggerak ekonomi daerah.

Ketua Panitia, Dr. Ernes Silvanus, memastikan penghitungan dampak ekonomi festival tengah dilakukan secara menyeluruh, dari sektor UMKM hingga pariwisata.

Panitia Pelaksana Festival Budaya Irau Malinau ke-11 Tahun 2025 tengah melakukan pengukuran dampak ekonomi dari gelaran budaya dua tahunan terbesar di Kalimantan Utara.

Kegiatan ini diyakini memberi kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus kesejahteraan masyarakat.

Dr. Ernes Silvanus, Sekretaris Daerah Kabupaten Malinau sekaligus Ketua Panitia IRAU ke-11, menyatakan pihaknya menyiapkan mekanisme perhitungan dampak ekonomi serupa dengan pelaksanaan festival pada 2023 lalu.

“Dari panitia, kami telah menyiapkan dan tengah menghitung dampak ekonomi seperti tahun 2023. Perputaran uang mulai dari sektor UMKM, perajin, akomodasi, perhotelan, makan-minum, hingga transportasi, semua akan kita hitung secara detail,” ujarnya, Kamis (23/10/2025).

Sebagai perbandingan, IRAU Malinau ke-10 Tahun 2023 mencatat perputaran uang sebesar Rp44,8 miliar. Sektor pengeluaran barang menyumbang 37,24 persen, makan-minum 36,59 persen, dan sisanya berasal dari jasa serta kebutuhan lainnya. Selama 20 hari pelaksanaan, festival itu dikunjungi 371.842 masyarakat dan wisatawan.

Tahun ini, pengukuran dampak ekonomi dilakukan sejak masa pra-pembukaan festival. Berdasarkan data sementara, nilai transaksi pra pelaksanaan telah mencapai sekitar Rp14 miliar, setara 31,25 persen dari total dampak ekonomi Irau 2023. Aktivitas tertinggi tercatat pada sektor busana adat, kerajinan, transportasi, perhotelan, dan akomodasi.

“Survei ini melibatkan beberapa pihak kompeten seperti Bappeda Litbang, BPS, dan jajaran kepanitiaan untuk memastikan manfaat nyata festival bagi masyarakat. Data ini juga menjadi dasar evaluasi dan perencanaan kegiatan ke depan,” tambah Ernes.

Lebih lanjut, panitia berencana menjadikan festival budaya tahunan dengan inovasi yang lebih kreatif, sekaligus memperkuat dampak ekonomi dan promosi pariwisata.

Strategi jangka panjang juga disiapkan agar pelaku UMKM dapat memaksimalkan potensi mereka selama gelaran budaya.

Festival IRAU Malinau ke-11 Tahun 2025 menjadi wadah ekspresi budaya sekaligus momentum kebersamaan masyarakat.

“Kami ingin festival ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga penggerak ekonomi lokal yang nyata. Ini bukti bagaimana budaya dan ekonomi bisa berjalan beriringan,” pungkas Ernes.(Tk12).

Pos terkait