“Lomba Fashion Show Batik Malinau menjadi wadah bagi pembatik, penjahit, dan perias lokal untuk berkembang”.
TERASKALTARA.ID, MALINAU – Ketua TP-PKK Kabupaten Malinau sekaligus Ketua Panitia Pelaksana, Maylenty Wempi menegaskan bahwa Lomba Fashion Show Batik Malinau bukan sekadar perayaan budaya dalam Festival IRAU ke-11, tetapi juga sarana nyata untuk mendorong tumbuhnya pelaku ekonomi kreatif lokal di Bumi Intimung.
Dalam kegiatan yang digelar sebagai bagian dari rangkaian HUT ke-26 Kabupaten Malinau itu, Maylenty menuturkan bahwa kehadiran lomba fashion show memiliki nilai strategis dalam menggerakkan ekonomi masyarakat.
“Kami ingin agar seluruh pelaku ekonomi kreatif di Malinau, seperti pembatik, penjahit, dan perias, bisa merasakan dampak langsung dari kegiatan ini. Jadi tidak hanya soal tampil di panggung, tapi juga membuka peluang usaha baru,” ujar Maylenty di sela kegiatan.
Tahun ini, tercatat 319 peserta mengikuti lomba, semuanya berasal dari Kabupaten Malinau. Peserta terbagi dalam berbagai kategori, mulai dari anak-anak usia tiga tahun hingga lanjut usia. Antusiasme masyarakat disebut jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
“Yang paling menggembirakan adalah antusiasme anak-anak dan dukungan para orang tua. Dari sinilah roda ekonomi kreatif lokal ikut berputar, karena banyak pelaku jasa seperti penjahit dan make up artist yang ikut terlibat,” tambahnya.
Menurutnya, kegiatan seperti ini juga menjadi bentuk promosi efektif untuk memperkenalkan Batik Malinau ke tingkat yang lebih luas.
Dengan terus menumbuhkan kebanggaan terhadap produk lokal, Maylenty berharap Batik Malinau bisa menjadi salah satu identitas ekonomi sekaligus budaya daerah.
Sementara itu, Sergius, salah satu dewan juri yang juga Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Malinau, mengatakan penilaian dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek, antara lain kreativitas peserta, kesesuaian tema, serta daya tarik busana.
“Kami sangat selektif dalam menilai. Tahun ini pesertanya meningkat tajam dibandingkan IRAU ke-10 tahun lalu, dan kualitas penampilan pun makin baik,” tutur Sergius.
Melalui kegiatan ini, TP-PKK dan Dekranasda Malinau berharap muncul lebih banyak desainer, pembatik, serta pelaku usaha kreatif yang mampu mengangkat nilai budaya daerah menjadi peluang ekonomi.
Fashion show Batik Malinau pun tak sekadar ajang unjuk busana, melainkan cermin kebangkitan ekonomi kreatif di tengah masyarakat Bumi Intimung.(Tk12).





