Kondisi Cuaca Pengaruhi Menurunnya Partisipasi Pemilih Pilkada Tarakan

Img 20241201 wa0017 teraskaltara. Id
Ketua KPU Tarakan, Dedi Herdianto

TARAKAN, TerasKaltara.id – Intensitas hujan yang cukup lama di hari H perhitungan suara, 27 November lalu, cukup berpengaruh dengan partisipasi pemilh yang mengalami penurunan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tarakan.

Hal ini disampaikan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tarakan, Dedi Herdianto yang juga membenarkan penurunan partisipasi masyarakat pemilih.

“Sebenarnya, sudah jauh-jauh hari kami bersama KPU Provinsi sudah memprediksi penurunan partisipasi. Tapi, kemungkinan memang dipengaruhi faktor cuaca,”  katanya, Minggu (1/12/2024).

Sejauh ini KPU Tarakan belum dapat mengeluarkan data resmi terkait partisipasi pemilih. Meski, empat kecamatan di Tarakan telah selesai melakukan rekapitulasi dan menyerahkan hasil perhitungannya. Nantinya, data partisipasi pemilih ini akan terlihat setelah rekapitulasi di tingkat kota.

Namun, berdasarkan data hasil hitung cepat yang dilakukan partai koalisi pengusung paslon, angka golput mencapai 70 ribuan dari sekitar 172 ribu jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada di Kota Tarakan.

“Kami belum bisa menyebut angkanya berapa, tapi kalau untuk penurunan tingkat partisipasi pemilih ya kami sudah memprediksi. Kalau kemarin itu hitungan secara quick count, bukan data yang kami rilis,” pungkasnya.

Dedi menambahkan menurunnya partisipasi pemilih hampir merata terjadi di seluruh Kaltara. Ia pun memastikan untuk tren partisipasi pemilih ini memang pasti berbeda dengan partisipasi pemilih di Pemilihan Legislatif (Pileg).

“Selain faktor cuaca, kami petakan tren partisipasi pemilih di Pilkada selalu berbeda dengan tingkat partisipasi di Pemilu (Pileg). Tapi, secara umum itu angka partisipasi di Kaltara juga mengalami penurunan,” tuturnya.

Pihaknya juga melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Diantaranya melakukan sosialisasi dengan menyasar pemukiman padat penduduk dan pasar rakyat. Sosialisasi juga dilakukan di tingkat kelurahan karena merupakan gerbang menuju RT.

“Kami juga undang ketua RT dengan harapan menyampaikan ke masyarakat. Tapi, memang masih ada masyarakat yang belum tersentuh sosialisasi. Jadi, kami juga tidak dapat memaksakan kehendak sebagian kalangan yang enggan menggunakan hak pilihnya di Pilkada 2024. Karena, hal itu kembali lagi ke kesadaran masyarakat masing-masing,” tandasnya.

Terlebih lagi, wilayah Tarakan didominasi nelayan atau petambak sebagai mata pencaharian. Sehingga, juga menjadi faktor rendahnya partisipasi pemilih di Pilkada. Namun, pihaknya juga mendapatkan informasi sebagian masyarakat yang tidak menerima C Pemberitahuan dari KPU Tarakan.

Meski, Dedi menegaskan, sebenarnya hal itu tidak berdampak pada kehadiran pemilih di TPS. Lantaran, pemilih dapat tanpa C Pemberitahuan dengan catatan namanya tercantum di Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan memiliki e-KTP.

Ia jelaskan, syarat utama pemilih harus terdaftar di DPT, sehingga meskipun dapat surat pemberitahuan tapi tidak terdaftar di DPT tidak bisa memilih.

“Teman-teman KPPS juga kalau ada pemilih yang tidak memiliki C pemberitahuan akan tetap melayani. Contoh real, saya tidak mendapatkan surat pemberitahuan, karena saya sudah pindah dari tempat yang didata sebelumnya,” tandasnya. (rs)

 

Pos terkait