Lembaga Adat Dayak Bulusu Deklarasi Damai Sukeskan Pilkada Damai dan Kondusif di Tana Tidung

Img 20241117 wa0042 teraskaltara. Id
Guna mensukseskan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara serta Bupati dan Wakil Bupati Tana Tidung, Lembaga Adat Dayak se-Kabupaten Tana Tidung menggelar Deklarasi Pemilu Damai di Balai Adat Bulusu, Sebidai, Sesayap, Sabtu (16/11/2024).

TANA TIDUNG,TerasKaltara.id – Guna mensukseskan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara serta Bupati dan Wakil Bupati Tana Tidung, Lembaga Adat Dayak se-Kabupaten Tana Tidung menggelar Deklarasi Pemilu Damai di Balai Adat Bulusu, Sebidai, Sesayap, Sabtu (16/11/2024).

Hadir dalam kegiatan ini kepala Adat Besar Dayak Bulusu Provinsi Kaltara Ignasius Rudi, S.Pd, Ketua Adat Bulusu, Lundayeh, Kenyah, Kayan, Kalteng dan para Ketua Adat yang ada di kecamatan hingga desa se-Tana Tidung.

Selain itu, turut hadir perwakilan dari Polres Tana Tidung Ipda Simeon, sekaligus memberikan arahan dan membuka deklarasi pemilu damai ini.

Dalam kegiatan yang digelar, pengurus adat dan masyarakat Dayak yang ada di Tana Tidung diimbau mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten maupun provinsi, tidak dilarang untuk berpolitik. Namun tidak dibenarkan mengatas namakan suku ataupun lembaga adat untuk kepentingan kelompok.

Lalu, tidak diperkenankan meminta, mendistribusikan janji, hadiah, sumbangan dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan pemilu, dengan menggunakan nama dan atribut adat. Kemudian, tidak diperkenankan mempromosikan, menanggapi dan menyebarluaskan gambar, foto salah satu pasangan calon baik melalui media massa, media online dan media sosial dengan bertamengkan adat.

Bagi siapa saja yang telah menyampaikan narasi yang berisikan ujaran kebencian baik di media sosial maupun secara langsung. Hingga mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman yang akhirnya berujung pada konflik sosial. Maka yang bersangkutan akan dikenakan sanksi baik secara hukum adat maupun secara hukum positif.

Sementara untuk komunikasi di WhatsApp grup, masing-masing dilarang untuk berargumen tentang politik. Kemudian, bagi siapa saja yang berkomentar tentang politik dengan kata-kata yang tidak beradat dan santun maka yang bersangkutan wajib dikeluarkan dari WhatsApp grup tersebut.

“Kami atas Nama Lembaga Adat Besar Dayak Bulusu Kaltara menyambut baik apa yang dilakukan lembaga adat se-Tana Tidung, ini sangat luar biasa,” kata kepala Adat Besar Dayak Bulusu Provinsi Kaltara, Ignasius Rudi, S.Pd.

Ia meminta agar masyarakat khususnya di Tana Tidung, menjaga kondusifitas daerah dan bersama mensukseskan kegiatan Pilkada yang aman, damai dan tenteram.

Terkait minuman keras (miras) juga turut menjadi perhatiannya agar bisa ditaati bersama. Masyarakat diajak untuk mematuhi ketertiban bermasyarakat.

“Agar hal ini tidak terjadi di setiap kalangan (miras) yang ada di desa. Apalagi, hal ini sangat sensitif menjelang H-1 hari pencoblosan. Dikhawatirkan bisa terjadi kerawanan yang kita antisipasi. Mengingat dengan panasnya situasi politik yang ada, ditambah pikiran yang tidak sehat, tentu ini akan menjadi konflik sosial,” tegasnya.

Diharapkan semua lembaga adat di tingkat kabupaten dan desa maupun kepala desa dan masyarakatnya agar menjaga kondusifitas.

“Mari bersama-sama 27 November ke TPS untuk memilih calon pemimpin sesuai hati nurani masing-masing,” ajaknya.

Ditambahkan Ketua Adat Dayak Belusu Tana Tidung, Syaiful yang juga mengajak masyarakat untuk membantu pemerintah dan pihak keamanan, bersama mengawal jalannya Pilkada di Tana Tidung berjalan aman, lancar dan damai.

“Deklarasi damai ini sebagai upaya dan usaha untuk menyampaikan himbauan kepada masyarakat kita, agar memberikan edukasi kepada masyarakat bersama menjaga keamanan. Hindari konflik sosial yang tidak sehat dan merugikan masyarakat kita,” tuturnya.

Meski berbeda pilihan menurut hati nurani masing-masing dan tidak dipaksa atau terpaksa, ia mengajak masyarakat tetap mengutamakan keharmonisan, kebersamaan dan kekeluargaan,” katanya.

Melihat latar belakang dua paslon dalam Pilkada Tana Tidung maupun Pilkada Kaltara yang juga berasal dari suku dayak, ia katakan menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Tetapi diharapkan tidak menjadi politik identitas.

Kalau di Lembaga Adat Dayak ini tidak melihat etnis dan mengacu ke suku. Tetapi, menurut hati nurani dan pilihan murni. Bukan karena etnis.

 

Pos terkait