TERASKALTARA.ID, NUNUKAN – Di tengah rimbunnya hutan mangrove yang meneduhkan pandangan, semangat pelestarian dan wisata berkelanjutan kembali menggema di Mangrove Belaga-One, Jum’at (31/10/2025).
Pemerintah Kabupaten Nunukan melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) telah menggelar Workshop Ekowisata Mangrove dan Sosialisasi Rehabilitasi Ekosistem Mangrove.
Kegiatan ini bukan sekadar ajang berbagi pengetahuan, melainkan gerakan nyata untuk menjadikan kawasan mangrove sebagai poros wisata hijau sekaligus benteng ekologis bagi pesisir Nunukan.
Setelah sebelumnya digelar di kawasan Mangrove Sei Fatimah, kali ini Belaga-One menjadi ruang belajar terbuka yang mempertemukan pengelola wisata, masyarakat pesisir, serta para pegiat lingkungan.
Dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten Administrasi, Bupati Nunukan menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara konservasi dan pariwisata.
Ia berharap, masyarakat tak hanya menikmati keindahan mangrove, tetapi juga ikut menjaga kebersihan dan kelestariannya.
“Dengan menjaga keindahan mangrove, kita juga menjaga sumber kehidupan dan potensi ekonomi daerah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Disbudporapar menjelaskan bahwa kegiatan ini memuat dua agenda utama: Workshop Ekowisata Mangrove dan penanaman seribu bibit mangrove.
Tujuannya untuk memperkuat kapasitas masyarakat dan pelaku wisata agar mampu mengembangkan kawasan mangrove sebagai destinasi ekowisata yang menarik dan berkelanjutan.
Kegiatan ini diikuti sekitar 45 peserta dari berbagai unsur, mulai dari UPTD Kehutanan Provinsi Kaltara, Dinas Lingkungan Hidup, komunitas North Borneo Adventure, hingga kelompok-kelompok sadar wisata dari Air Terjun Binusan dan Sei Fatimah.
Lebih dari sekadar pelatihan, momentum ini menjadi pengingat bahwa hutan mangrove bukan hanya pemandangan yang indah tetapi juga warisan alam yang menahan abrasi, menjaga kehidupan biota laut, dan menjadi napas bagi pesisir Nunukan.(Tk12).





