TERASKALTARA.ID, NUNUKAN – Di ruang serbaguna lantai V Kantor Bupati Nunukan, Kamis (16/10), suasana berbeda terasa sejak pagi. Ratusan peserta dari berbagai organisasi masyarakat, tokoh agama, dan unsur pemerintah tampak antusias mengikuti Seminar Kebangsaan bertema “Menangkal Radikalisme, Memperkokoh Persatuan di Perbatasan.”
Kegiatan yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Nunukan ini menjadi refleksi penting tentang bagaimana menjaga ketahanan ideologi di wilayah yang menjadi gerbang depan Indonesia di perbatasan dengan Malaysia.
Mewakili Bupati Nunukan H. Irwan Sabri, Plt. Sekretaris Daerah Ir. Jabbar hadir membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutan yang dibacakannya, ia menegaskan bahwa radikalisme bukan hanya ancaman bagi keamanan, tetapi juga bagi nilai-nilai persaudaraan dan kebersamaan yang telah lama hidup di tengah masyarakat Nunukan.
“Melalui kegiatan ini, kita ingin membangun daya cegah, daya tangkal, dan daya lawan terhadap ideologi radikalisme dan terorisme. Semoga tercipta strategi nasional menuju Indonesia yang sehat mental, keluarga cerdas, dan tangguh,” tutur Jabbar.
Nunukan, dengan letaknya yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, memiliki dinamika sosial yang unik. Mobilitas tinggi dan interaksi lintas negara menjadi potensi sekaligus tantangan tersendiri dalam menjaga stabilitas keamanan dan ideologi kebangsaan.
Bupati Nunukan dalam pesannya juga menekankan pentingnya peran keluarga, terutama kaum ibu dan institusi pendidikan, dalam menangkal penyebaran paham radikal di akar rumput.
“Pencegahan harus dimulai dari rumah, dari lingkungan terdekat. Keluarga adalah benteng pertama yang menjaga anak-anak kita dari pengaruh negatif,” ujarnya.
Seminar ini menghadirkan tiga narasumber dengan pengalaman dan perspektif berbeda, namun memiliki satu tujuan: menjaga keutuhan bangsa.
AKBP Wanggi Wantozy Praduga Satria, S.I.K., M.I.K, Kasatgaswil Kaltara Densus 88 Anti Teror, membawakan materi “Memahami dan Menanggulangi Propaganda Terorisme.”
Suryadi Mas’ud, mantan narapidana terorisme, berbagi kisah pribadi dalam sesi “Mengejar Bayang-Bayang Negara Islam.”
Dan Ust. Zahri Fadli, Ketua BAZNAS sekaligus Sekretaris FKUB Nunukan, menutup dengan refleksi spiritual bertajuk “Filosofi Piagam Madinah dalam Menangkal Radikalisme dan Terorisme.”
Diskusi berlangsung hangat, sesekali diselingi tanya jawab yang membuka wawasan baru bagi peserta. Di akhir acara, semangat kebersamaan terasa kuat. Di tengah dinamika perbatasan yang kompleks, kegiatan ini menjadi peneguh bahwa menjaga Indonesia bukan hanya tugas aparat, tetapi tanggung jawab seluruh elemen bangsa.(Tk12).





