TERASKALTARA.ID, MALINAU – Pemerintah Kabupaten Malinau bersama Tim Gabungan TNI AD terus berupaya memulihkan akses transportasi Sungai Bahau yang terhambat akibat longsor. Hingga Sabtu (20/9/2025), tiga dari sepuluh batu besar berhasil diledakkan oleh tim gabungan di bawah komando Yonzipur 17/Ananta Dharma.
Akses transportasi masyarakat di Kecamatan Pujungan, Kabupaten Malinau, sempat terganggu setelah longsor membentuk jeram baru di Sungai Bahau. Kondisi ini dilaporkan langsung oleh warga kepada Bupati Malinau, Wempi W. Mawa.
Menanggapi laporan tersebut, Bupati Wempi segera menghubungi Pangdam VI/Mulawarman, Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha, S.I.P., M.Sc. Atas perintah Pangdam, Yonzipur 17/Ananta Dharma ditugaskan melakukan penanganan teknis bersama Kodim 0910/Malinau yang dipimpin Letkol Inf M. Syaiful Arif, S.I.P. Tim Yonzipur dalam operasi ini dipimpin Lettu Czi Gustav Salettia.
Pada 12 September 2025 pukul 09.00 WITA, Dandim 0910/Malinau menggelar rapat terbatas dengan Pemkab Malinau, BPBD, dan instansi terkait untuk mematangkan rencana operasi. Keesokan harinya, 13 September 2025 pukul 08.30 WITA, dilakukan apel pengecekan pasukan yang melibatkan lima personel Kodim 0910/Malinau, 14 personel BPBD Malinau, serta tujuh prajurit Yonzipur 17/Ananta Dharma.
Tim berangkat dari Malinau menuju Desa Long Lejo, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, melalui jalur darat selama empat jam. Setibanya di Peso, rombongan disambut masyarakat Kecamatan Pujungan dan Bahau Hulu yang mendukung penuh operasi peledakan.
Perjalanan dilanjutkan melalui Sungai Bahau selama tiga jam hingga tiba di lokasi sasaran pukul 15.30 WITA.
Pada 14 September 2025 pukul 09.00 WITA, tim blasting Yonzipur 17 melakukan peninjauan awal. Namun, debit air tinggi menghambat pemeriksaan detail. Pengecekan ulang dilakukan pada 16 September dan ditemukan sepuluh batu besar yang harus diledakkan.
Sehari kemudian, 17 September, tim melakukan pembersihan area, membangun jembatan darurat, memasang tali pengaman, serta mengebor batu untuk penempatan bahan peledak. Puncak kegiatan berlangsung pada 18 September pukul 08.30 WITA saat dua batu besar berukuran tujuh meter dan empat meter berhasil diledakkan. Proses peledakan berlanjut pada 20 September pukul 16.30 WITA, sehingga total tiga batu besar dari sepuluh target telah dihancurkan.
Meski operasi berjalan baik, tim menghadapi tantangan cuaca dan medan berat. Debit air Sungai Bahau yang kerap naik tiba-tiba memaksa personel bekerja dengan kewaspadaan tinggi, sementara medan curam dan licin menambah tingkat kesulitan.
Hingga kini, tim gabungan tetap bertahan di lokasi dan bertekad menyelesaikan peledakan terhadap seluruh batu penghalang demi memulihkan jalur transportasi Sungai Bahau.
Sinergi antara pemerintah daerah, BPBD, masyarakat, dan jajaran TNI menjadi kunci utama keberhasilan operasi di tengah medan yang menantang.