Paguyuban Toraja Persembahkan Tarian dan Musik Tradisional Penuh Makna di IRAU ke-11 Malinau

Penampilan keberagaman Adat dan Budaya Paguyuban Toraja pada gelaran Festival Budaya IRAU ke-11 Malinau.
Penampilan keberagaman Adat dan Budaya Paguyuban Toraja pada gelaran Festival Budaya IRAU ke-11 Malinau.

TERASKALTARA.ID, MALINAU – Suasana penuh kehangatan dan kebersamaan terasa di Panggung Budaya Padan Liu’ Burung pada Rabu (22/10/2025) pagi.

Paguyuban Ikatan Keluarga Toraja (IKAT) Kabupaten Malinau menampilkan deretan kesenian tradisional yang sarat makna dan filosofi dalam rangkaian Festival Budaya IRAU ke-11 dan HUT ke-26 Kabupaten Malinau.

Pagelaran ini dipimpin langsung oleh Ketua IKAT Malinau, dr. Jhon Felix Rundupadang, MPH, yang menyampaikan bahwa keikutsertaan paguyuban Toraja bukan sekadar menampilkan seni, tetapi juga menjadi wujud syukur dan penghormatan atas kebersamaan di tengah keberagaman masyarakat Malinau.

“Bagi kami, setiap tarian dan alunan musik Toraja memiliki makna doa, syukur, dan persaudaraan. Di IRAU ini kami ingin berbagi semangat itu dengan seluruh masyarakat Malinau,” ujarnya.

Penampilan dimulai dengan gerak dan lagu “Palulakoi Puang Tu Pa’pudian”, yang menggambarkan pujian dan syukur kepada Tuhan. Lantunan musik dan tarian padu membangkitkan suasana sakral sekaligus damai di tengah penonton.

Dilanjutkan dengan Tari Manimbong, salah satu tarian khas Toraja yang biasanya ditampilkan dalam upacara adat syukuran Rambu Tuka’.

Penampilan keberagaman Adat dan Budaya Paguyuban Toraja pada gelaran Festival Budaya IRAU ke-11 Malinau.
Penampilan keberagaman Adat dan Budaya Paguyuban Toraja pada gelaran Festival Budaya IRAU ke-11 Malinau.

Sekitar dua puluh penari pria menampilkan gerak yang gagah namun penuh keharmonisan, diiringi bunyi alat tradisional sarong simbong yang menghasilkan dentuman ritmis menggema di area panggung.

Suasana berubah lebih meriah saat Tari Kreasi Toraja dibawakan. Penari wanita dengan busana khas Toraja menampilkan gerak Ma’gellu yang enerjik diiringi tabuhan gendang Ma’gandang dan pukulan lesung Ma’lambuk.

Tarian ini melambangkan sukacita dan penghormatan terhadap tamu kehormatan, termasuk kehadiran Bupati Malinau beserta jajaran Forkopimda.

Tak kalah memikat, penampilan musik tradisional Pa’pompang membawa penonton dalam nuansa etnik yang khas. Alunan bambu yang dimainkan puluhan penabuh menghasilkan harmoni yang memadukan kekuatan nada-nada bas dan suling bambu, menciptakan keindahan bunyi alami dari pegunungan Toraja.

Sebagai penutup, ditampilkan Tarian Ondo Samalele, tarian massal yang melibatkan perempuan dari berbagai usia, menggambarkan kebersamaan dan sukacita masyarakat Toraja dalam setiap perayaan. Gerakannya yang ritmis dan melingkar menjadi simbol persatuan dalam keberagaman.

Penampilan Paguyuban Toraja sore itu mendapat sambutan hangat dari masyarakat yang memadati area panggung.

Tidak hanya menjadi tontonan budaya, tetapi juga menjadi bentuk nyata semangat “Bersatu Dalam Keberagaman” yang menjadi roh pelaksanaan IRAU ke-11 Malinau tahun ini.(Tk12).

Pos terkait