Pemprov Kaltara Buka Pintu Investasi Lewat Benuanta Economic Summit 2025

Wakil Gubernur Kaltara Ingkong Ala membuka Benuanta Investment and Economic Summit 2025 di Tarakan, forum yang menyoroti peluang hilirisasi dan konektivitas sebagai motor pertumbuhan ekonomi wilayah.
Wagub Ingkong Ala membuka Benuanta Investment and Economic Summit 2025 di Tarakan, forum yang menyoroti peluang hilirisasi dan konektivitas sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah. (Foto: Dkisp Kaltara).

TERASKALTARA.ID, TARAKAN – Upaya Kalimantan Utara menarik laju investasi masuk memasuki fase baru. Wakil Gubernur Kaltara, Ingkong Ala, membuka Benuanta Investment and Economic Summit 2025 di Kayan Hall, Hotel Tarakan Plaza, Jumat (21/11).

Sebuah forum yang menekankan bagaimana Kaltara ingin memposisikan diri sebagai episentrum ekonomi baru di kawasan utara Indonesia.

Forum ini menghadirkan tiga analis kebijakan ekonomi lintas sektor diantaranya Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltara Hasiando G. Manik, Lead Adviser Revenue PROSPERA Rubino Sugana dan Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak Yon Arsal.

Dalam pembukaannya, Wagub Ingkong memberi sinyal bahwa Kaltara tidak ingin sekadar menjadi “penonton” dalam peta besar hilirisasi nasional.

“Setiap tantangan global selalu membawa peluang. Kuncinya ada pada keberanian mengelola momentum,” tegasnya.

Ingkong menyinggung situasi ekonomi internasional yang tengah digerus perang tarif, disrupsi logistik, hingga ketegangan geopolitik.

Namun bagi Kaltara, tekanan global justru bisa menjadi pemantik untuk memperkuat posisi strategis provinsi yang berbatasan langsung dengan Malaysia itu sebagai gerbang perdagangan, logistik, dan interaksi ekonomi lintas negara.

Ia menilai penguatan konektivitas dan infrastruktur menjadi prasyarat mutlak jika Kaltara ingin naik kelas, khususnya dalam mengakselerasi kawasan industri dan membuka ruang lebih besar bagi investasi produktif.

Pemprov Kaltara, sambungnya, kini mendorong tiga akselerator ekonomi diantaranya :

• Peningkatan infrastruktur dasar dan konektivitas

• Penguatan UMKM agar mampu naik kelas

• Pengembangan kawasan industri sebagai mesin pertumbuhan baru

Semua langkah itu, kata Ingkong, tidak akan berjalan tanpa kolaborasi lintas sektor mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, otoritas fiskal dan moneter, pelaku usaha, akademisi hingga masyarakat.

Ia berharap Benuanta Investment and Economic Summit bukan menjadi forum seremonial tahunan, melainkan ruang pertemuan ide yang menghasilkan rekomendasi kebijakan konkret dan terukur.

“Kita ingin Kaltara tumbuh sebagai ekonomi yang tangguh, inklusif, dan mampu beradaptasi dengan dinamika global,” pungkasnya.(dkisp).

Pos terkait