Pemprov Kaltara Susun Rencana Kontingensi Karhutla, Fokus pada Sinergi dan Kesiapsiagaan

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Kaltara, Alvian Pakiding.

TERASKALTARA.ID, TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar Internalisasi dan Lokakarya Penyusunan Rencana Kontingensi (Renkon) Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Ballroom Hotel Luminor, Selasa (30/9/2025).

Membacakan sambutan Gubernur Kaltara, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kaltara, Alvian Pakiding, S.Hut., menyebut kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat sinergi lintas instansi dalam menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan.

“Semangat kebersamaan dan komitmen yang kita bangun dalam forum ini akan menjadi fondasi utama menghadapi tantangan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Kaltara,” ujarnya.

Alvian menjelaskan, Kaltara merupakan wilayah luas yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, memiliki hutan tropis kaya keanekaragaman hayati, sekaligus rawan terhadap bencana, terutama karhutla.

“Dengan dominasi hutan tropis dan potensi sumber daya alam yang besar, kondisi geografis serta iklim yang bervariasi membuat daerah ini rawan terhadap berbagai bencana, khususnya kebakaran hutan dan lahan,” jelasnya.

Data BPBD mencatat, dari 267 kejadian bencana di Kaltara sepanjang 2024, karhutla mendominasi dengan 103 kasus. Bahkan hingga Agustus 2025, sudah terjadi tujuh kasus kebakaran hutan dan lahan. Luasan lahan yang terbakar pun meningkat signifikan dari 370 hektare pada 2022 menjadi lebih dari 2.400 hektare pada 2024.

“Ini merupakan sinyal nyata yang harus kita tanggapi secara serius,” tegas Alvian.

Karena itu, dalam Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Kaltara 2024–2028, karhutla ditetapkan sebagai prioritas utama. Penyusunan Renkon ini, kata Alvian, diharapkan tidak hanya menjadi dokumen formal, tetapi juga pedoman operasional nyata di lapangan.

“Rencana kontingensi ini harus mampu mengkoordinasikan berbagai lembaga, mengoptimalkan sumber daya yang ada, serta mempercepat pengambilan keputusan demi menyelamatkan nyawa dan meminimalkan dampak kebakaran hutan dan lahan,” tambahnya.

Alvian mengajak seluruh peserta lokakarya aktif memberikan kontribusi data, pengalaman, maupun gagasan.

“Marilah kita bersama-sama memperkuat kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan demi melindungi ekosistem, masyarakat, dan wilayah Kaltara yang kita cintai ini,” pungkasnya. (dksip).

Pos terkait