TARAKAN, TerasKaltara.id – Penyelenggara Pembinaan Masyarakat (Pembimas) Kristen Kementrian Agama (Kemenag) Kota Tarakan, Otto Simon Tanduk berharap perayaan Natal tahun ini dilaksanakan secara sederhana. Hal itu untuk memaknai Natal sebagai momentum juru selamat yang hadir dalam kesederhanaan.
Selain itu, ia juga meminta perayaan Natal tahun ini tidak terikat dengan salah satu kekuatan politik manapun.
“Perayaan Natal yang berlangsung tahun ini bertepatan dengan momen kita masuk di tahun politik. Harapannya, gereja hadir di tengah masyarakat, membawa sukacita dan kedamaian. Baik dalam intern orang Kristen itu sendiri maupun umat beragama,” kata Otto kepada awak media, Rabu (20/12/2023).
Otto meminta kepada pemimpin, pendeta atau gembala agar berada di posisi tengah atau netral dan tidak membuat perpecahan.
“Kalau jemaat ini pasti ada yang pro ke pilihan mereka, peran kita sebagai pemimpin itu harus ada di tengah-tengah. Jangan sampai karena pro terhadap pilihannya, salah satu jemaat itu akhirnya membuat perpecahan,” ucapnya.
Kendati demikian, Otto percaya dan menjamin bahwa di Kota Tarakan tidak ada Gereja yang memihak ke Partai atau salah satu calon Capres dan Cawapres. Hal itu dikarenakan sejak tahun 2017 ia menjadi Bimas Kristen tidak pernah menemukan kasus tersebut.
“Hal paling utama, kami menekankan jangan membawa salah satu gereja atau jemaat ke salah satu pasangan calon. Kalau misalkan ada, itu merupakan oknum. Apabila ada buktinya, maka kita akan lakukan pembinaan lewat Sinode (Pimpinan),” ujar Otto.
Terkait pengamanan perayaan Natal, Otto mengatakan sudah melakukan komunikasi dengan pihak kepolisian.
“Perayaan Natal itu dari dulu kita sudah komunikasi baik dengan kepolisian. Jadi, perayaan Natal yang sedang berjalan di suatu gereja dan lebih dari satu kali pun bisa berjalan aman,” imbuhnya. (ryf)
