TERASKALTARA.ID, MALINAU – Pemadaman listrik PLN yang tak kunjung usai. Keluhan semakin memuncak karena jadwal pemadaman tidak menentu. Protes masyarakat pun ramai berseliweran di media sosial seperti Facebook dan WhatsApp.
Salah seorang pelaku UMKM, Asti, mengaku sebagai pelaku usaha yang sangat ketergantungan pada listrik sangat terganggu, akibat kondisi listrik mati-hidup yang kerap terjadi.
“Iya Pak, selama pemadaman listrik ini sangat mengganggu aktivitas usaha kami, kami ini penjual es dimana semua membutuhkan listrik , apalagi pemadaman sering terjadi tanpa jadwal resmi dari pihak PLN,” ungkapnya kepada Teraskaltara.id, Minggu (9/25).
Menanggapi hal tersebut, PLN ULP Malinau menjelaskan saat ini pihaknya tengah melakukan percepatan pemulihan sistem kelistrikan akibat gangguan di PLTU Kelapis.
Dalam kondisi normal, sistem Malinau memiliki daya mampu 15 MW dengan beban puncak 12 MW. Namun sejak 23 September 2025, PLTU Kelapis berkapasitas 4 MW berhenti beroperasi akibat gangguan caingrate. Situasi makin berat karena satu unit PLTD 1 MW masih dalam pemeliharaan, dan satu unit PLTD 500 kW mengalami gangguan, sehingga defisit daya mencapai sekitar 2,5 MW pada beban puncak.
PLN menyebut, beberapa pemadaman sebelum gangguan PLTU Kelapis terjadi akibat sistem proteksi frekuensi otomatis yang bekerja menjaga kestabilan sistem. Pemadaman tersebut bersifat temporer dan terkontrol sesuai kebutuhan daya.
Hingga 28 September 2025, dua unit PLTD dengan total kapasitas 1,5 MW sudah kembali beroperasi, sehingga defisit daya berkurang menjadi sekitar 1 MW. Sementara perbaikan PLTU Kelapis ditargetkan rampung pada 1 Oktober 2025, sehingga pasokan listrik Malinau dapat kembali pulih sepenuhnya.
“Kami menyampaikan permohonan maaf atas keterbatasan penyebaran informasi terkait pemadaman yang belum menjangkau seluruh masyarakat. Ke depan, PLN akan menggandeng lebih banyak pemangku kepentingan serta memanfaatkan media digital dan elektronik untuk memperluas akses informasi,” tutup Manager ULP Malinau, Hary Barus. (tk01)





