Rubrik Sastra kami buka untuk Kaltara dan Indonesia. Dengan bangga dan hormat kami mengundang para penulis untuk berkirim karya ke redaksi kami. Edisi perdana kami menayangkan puisi-puisi karya Vincencia Lantang. Selamat membaca dan mengapresiasi.
Karya tulis; puisi atau cerpen dapat dikirim melalui email : terasmediakaltara@gmail.com
Nelangsa
Aku ada disampimg mu
Tapi kita ada dalam hening
Tak mampu bibir menyingkap rasa
Walau bukan ingin kita tak mengucap kata
Sungguh…Relung hatiku hampa tanpa sukma
Aku seperti berharap pada yang tiada
Tapi ku paksa hati ku untuk terus menggantung asa
Kau diam saja aku sudah merasa mati…
Apalagi jika kau memilih untuk pergi
Nelangsa ini…
Bukan aku yang menciptakan…
Bukan juga kamu…
Bukan kita…
~ Di samping Bapak yang ku sayang~
27 Desember 2023
Rumah Kayu Beratap Sirap
Kebanggaan
Karena tawa riang, tawa sinis, cengenges
Geram kemarahan, sesenggukan, bertahan dalam diam
Semua terjadi di sana
Kebanggaan
Tentu
Di sana pelajaran hidup terus berlangsung
Kurang, lebih, minus, tumpah ruah, stagnan
Semua terjadi di sana
Tak satupun sirap terlepas walau tertempa bergantinya musim
Sekarang, Rumah Beratap Sirap nampak lebih indah
Lebih manis, lebih bersahaja
Uban yang empunya adalah mahkota
Januari, 2022
Seribu Mil
Tertegun….
Termenung….
Bagai memikirkan…Berapa hasta kaki langit satu ke kaki langit lainnya
Tak berujung….
Lunglai kaki menapaki jalan tanah liat
Ku angkat sekuat tenaga…tak ada tangan terulur untuk menopang
Bumi tetap saja riang merasakan tapak kaki ku yang sudah kebas
Jangan takut hatiku…
Makin jauh berjalan…
Makin dapat dimengerti..
Kawan sejati mu adalah kamu.
Tahun 2022
Lara Abadi
Lara itu belum pergi
Ia masih ada di ruang hati terdalam
Ia masih terasa dalam setiap hembusan nafas
Ia masih menari nari dalam benak, entah sampai kapan
Biar saja….semau mu menggeliat
Sepuasmu berkuasa dan bertahta
Aku sudah dingin tak bergeming
Biar saja
Tertawalah..
Melompatlah…
Bertepuk tanganlah…
Meski raga ini terlihat seperti dinding lapuk…
Meski pelupuk mata ini seperti mata air yang tak kunjung kering…
Meski kaki ini sudah terseok-seok berjalan…
Tapi…Aku tau…
Aku sudah tegar dan teguh bagai batu karang…
2 Januari 2024
~ Ketika Asa ku Hampir Hilang ~
Lutut Hitam Ibuku
Ibuku parasnya cantik
Rambut hitamnya tergerai panjang
Bibir dan pipinya merona
Tapi…lutut ibuku hitam
Ya…hitam
karena telut di setiap malam gelap
Ketika semua orang tidur lelap
Lutut ibuku tertanam dalam simpuhnya
Syukurnya naik seperti asap persembahan yang berkenan kepada-Nya
Lalu ia memohon banyak hal pada Sang Khalik
Lantas aku tahu
Ketika ku temukan jalan keluar dari kesulitanku
Itu karena lutut hitam Ibuku
Ketika selamat dari celaka maut
Itu karena lutut hitam Ibuku
Ketika sukacita menghampiriku
Itu karena lutut hitam Ibuku
Ibuku lututnya hitam
Tetapi ia tetap menawan….
2024
Jangan Bertanya
Terus saja melangkah…
Walaupun tertatih mengaduh…
Terus saja mengucap doa..
walaupun terbata-bata..
Dengarkan jantungmu
Ia masih berdegup walaupun rongga2 tulang2 mu terasa kering…rapuh…
Masih ada harap di sana
Sahabat Sang Bijak mengatakan kepadaku
Tak perlu bertanya mengapa..
Ia tahu kamu sanggup melalui lorong waktu ini…
Lorong waktu yang terasa panjang tak berujung
Tetapi percayalah…
Selesaikan saja jalan ketaatan mu
Dan kamu akan mengerti
Ia pemegang kedaulatan hidup
~3000 kaki di atas Laut Borneo~
14 Mei 2025