TERASKALTARA.ID, BULUNGAN — Antusiasme luar biasa mewarnai gelaran Kaltara Begimpor 2025. Ribuan pelari dari berbagai daerah memenuhi Jalan Kolonel Soetadji, tepat di depan Kantor Gubernur Kaltara, Ahad (30/11/2025). Event tahunan yang mengusung tema ‘Lebih Dari Begimpor’ ini berlangsung meriah dan menjadi rangkaian perayaan Hari Jadi Provinsi Kaltara ke-13.
Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kaltara, Denny Harianto, S.E., M.M., menyampaikan apresiasi atas tingginya partisipasi masyarakat dalam ajang yang kini memasuki tahun kelima penyelenggaraan.
“Kami dari panitia, khususnya Yayasan Begimpor Malom dan Pemerintah Provinsi Kaltara berterima kasih kepada semua para runners yang hadir di Kota Tanjung Selor,” kata Denny Harianto.
Ia menuturkan, keberhasilan acara ini tidak lepas dari dorongan berbagai pihak, terutama dukungan moril Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara. Meski demikian, tahun ini Gubernur belum dapat hadir karena tengah menjalankan ibadah umrah.
“Untuk tahun ini Pak Gubernur belum dapat hadir di tengah-tengah kita, karena beliau saat ini sedang menjalankan ibadah umrah di tanah suci,” ujarnya.
Tahun ini, Kaltara Begimpor mempertandingkan sejumlah kategori, mulai dari 10K (Nasional, Nasional Master, ASN Nasional, TNI/Polri, Pelajar), 5K (Nasional, ASN Master, Kids U12 se-Kaltara), hingga 3K Family Run yang ramah untuk peserta keluarga.
Dalam unggahan Instagram resmi @kaltarabegimpor, dijelaskan bahwa ajang ini bukan sekadar lomba lari, melainkan perayaan identitas budaya. Diinisiasi Sahabat Begimpor Malom, event ini bertujuan memadukan olahraga dengan nilai tradisi masyarakat Bulungan.
Nama ‘Begimpor’ sendiri berasal dari Bahasa Bulungan yang berarti berlari, menjadi ciri khas sekaligus pembeda dari event lari lainnya di Indonesia. Simbol legenda Putri Lemlai Suri yang diwujudkan lewat Tugu Selamat Datang atau Telor Pecah juga menjadi ikon resmi Kaltara Begimpor, menyimbolkan penyambutan bagi seluruh Sahabat Begimpor Malom.
Kaltara Begimpor 2025 menjadi perwujudan semangat kebersamaan, sportivitas, dan kebanggaan daerah—lebih dari sekadar olahraga, tetapi juga wadah merawat budaya dan identitas Kaltara.(Dkisp)




