TERASKALTARA.ID, BULUNGAN – Upaya melestarikan seni tari khas Kalimantan Utara terus diperkuat lewat perhelatan Temu Tari se-Kaltara Tahun 2025 yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltara melalui UPT Taman Budaya. Bertempat di kawasan Chinatown, Sabtu (29/11/2025) malam, acara ini menjadi ruang berkumpulnya para seniman untuk menampilkan kekayaan gerak, tradisi, dan filosofi tari yang diwariskan lintas generasi.
Kepala UPT Taman Budaya Kaltara, Ir. Eunike Suppa, ST., mengatakan kegiatan Temu Tari bukan sekadar panggung menampilkan koreografi, namun juga wadah merawat nilai sakral dan budaya yang melekat pada setiap gerakan.
“Tarian adalah bahasa universal. Di dalam setiap gerak dan langkah, akan selalu ada pesan moral, filosofi kehidupan, serta identitas daerah yang harus dihidupkan,” kata Eunike.
Ia menjelaskan, acara ini memiliki peran penting dalam merawat ingatan kolektif masyarakat dan menjaga pesan-pesan leluhur agar tidak hilang di tengah arus perkembangan zaman.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara, lanjutnya, terus membuka ruang bagi seniman dan pelaku budaya untuk berkarya serta berkontribusi pada pembangunan daerah.
“Pelestarian budaya tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi membutuhkan kolaborasi semua pihak yaitu seniman, budayawan, akademisi, para tenaga pendidik, dan masyarakat luas,” ucapnya.
Eunike berharap, melalui Temu Tari se-Kaltara 2025, terbentuk jaringan dan kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah, sanggar, dan komunitas seni di seluruh wilayah Kaltara.
Dengan penyelenggaraan yang konsisten setiap tahun, ia meyakini kreasi dan inovasi seni tari dapat terus berkembang tanpa terlepas dari akar tradisi. Selain itu, kemasan yang lebih menarik dan relevan akan semakin mendekatkan seni tari kepada generasi muda.
Temu Tari se-Kaltara juga bertujuan menggali potensi seni tari daerah, sekaligus menjadi ruang bagi para penari untuk melestarikan budaya Indonesia.
“Dengan kegiatan ini akan terus adanya regenerasi penari dan pelaku seni sehingga kesenian tradisional kita tidak terputus, tetapi terus tumbuh dari generasi ke generasi,” jelas Eunike.
Ia juga mengajak para orang tua dan tenaga pendidik agar aktif mengenalkan seni dan budaya daerah kepada anak-anak melalui kegiatan ekstrakurikuler, festival seni, maupun pembelajaran.
“Dengan demikian anak-anak kita tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter dan bangga terhadap identitas budayanya,” pungkasnya.(Dkisp)




