Wabah ASF: 2 Tahuh 3000 Ekor Babi Ternak Mati

Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Malinau, Tinas
Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Malinau, Tinas

TERASKALTARA.ID, MALINAU – Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Malinau, Tinas, menyampaikan keprihatinan mendalam terkait dampak penyakit African Swine Fever (ASF) yang melanda wilayah tersebut selama dua tahun berturut-turut. Ia mengungkapkan bahwa ribuan ekor babi mati akibat penyakit yang belum memiliki vaksin resmi ini, menyebabkan kerugian besar bagi para peternak.

“ASF ini sudah dua tahun, dan kerugiannya luar biasa. Hampir tiga ribuan ekor babi mati, semuanya habis,” ujar Tinas saat diwawancarai di Kantor Dinas Pertanian Malinau.

Menurutnya, ASF merupakan penyakit menular yang sangat agresif dan mematikan bagi ternak babi. Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan yang efektif. Meski kabarnya sudah ada satu perusahaan yang ditunjuk untuk memproduksi vaksin, namun distribusinya belum dimulai.

“Vaksinnya baru ditunjuk di Indonesia, tapi belum ada aksinya. Perkiraan paling cepat, setahun ke depan baru tersedia,” jelasnya.

Tinas juga menjelaskan bahwa ASF menyebar sangat cepat, bahkan bisa melalui daging beku yang terkontaminasi. Ia mengibaratkan sifat penularannya seperti virus COVID-19, yang mampu bertahan dalam kondisi tertentu, termasuk dalam makanan yang tidak dimasak sempurna.

“ASF ini bisa menular lewat daging beku. Begitu masuk ke wilayah ternak, bisa menyebar lewat anjing atau ayam. Jadi, pengamanan kandang harus ketat,” tambahnya.

Sebagai langkah mitigasi, ia menyarankan agar kandang ternak tidak boleh dimasuki sembarang orang dan harus dilengkapi pagar untuk mencegah masuknya hewan lain. Jika terjadi kasus kematian mendadak, tindakan pengosongan kandang perlu segera dilakukan.

Tinas menyebut kasus ASF pertama kali terdeteksi di Malinau pada tahun 2021 dan hingga kini masih ada laporan kasus baru. Ia berharap vaksin yang sedang dalam tahap produksi bisa segera tersedia, agar peternak tidak terus-menerus dirugikan.

“Kami sangat berharap adanya antivirus ini segera tersedia. Tapi semuanya masih berproses, belum menyentuh semua peternak,” tutupnya.

Pos terkait