MALINAU, TerasKaltara.id – Buku biografi Wempi W Mawa yang pertama diluncurkan Rabu (25/10/2023) malam, dalam rangkaian Irau ke-10 dan HUT Malinau ke-24. Kisah Wempi dan perjuangannya hingga duduk di kursi Bupati Malinau ke-4 diulas dalam buku setebal 168 halaman ini.
Banyak cerita tertuang dalam buku biografi ini yang bisa menjadi motivasi untuk berbuat dan berjuang membangun Malinau. Seperti apa yang menjadi mimpi Wempi membangun Malinau bisa menjadi nyata, disampaikan Wempi juga sekilas dalam rangkaian peluncuran buku.
Kepemimpinan seseorang tidak terlepas dari kebiasaan lingkungan dan perilakunya. Inilah Wempi, orang nomor satu di Malinau yang masih suka berkebun dan hobi sepakbola.
Bupati dengan perjuangan untuk mendapatkan pendidikan, anak kampung yang belajar ilmu hidup di ibukota Jakarta sekaligus menjadi saksi kekuatan pemuda saat lengsernya era orde baru 1998 silam. Hingga keinginan Wempi agar generasi kedepannya tidak bernasib sama, berjuang untuk pendidikan.
Buku pertama diberikan Wempi kepada orang yang paling spesial dalam hidupnya, Ibunda Ny Halina Daring, yang juga menjadi narasumber utama menceritakan masa kecil putra ketiganya. Sosok Wempi sejak dari masa kecilnya hingga sepak terjangnya di organisasi kepemudahaan hingga menjadi Bupati.
Buku dengan judul Pemikiran dan Perjuangan dinarasikan dan menceritakan bagaimana perjuangan hidup hingga kebijakan yang diambil Wempi, dari sudut pandang orang ketiga. Penilaian dan penuturan keluarga, kerabat, orang-orang terdekat, kolega dan rekan sejawatnya.
“Ibunda saya memang orang yang paling paham dengan sifat dan karakteristik saya sejak kecil,” kata Wempi, sambil mengenang bagaimana ia sering berdebat dengan almarhum ayahnya, Pdt. W Mawa Ukab.
Wempi juga mengungkapkan cerita yang ada di dalam buku dari orang-orang disekitarnya. Terutama sang Ibu yang menyampaikan kisah masa kecilnya, kemudian saudaranya yang juga menceritakan tentang masa lalunya.
Sebagai pribadi yang tidak mudah digoyah jika sudah memiliki keyakinan, Wempi sering terlibat selisih pendapat sering terjadi apalagi mengenai fakta dan kebenaran.
Tumbuh sebagai sosok Rasionalis, Wempi selalu terlibat adu argumentasi konsep kebenaran berbekal semua keyakinan yang ia miliki, dengan ayahnya pada masa lalu.
“Mulai dari waktu luang, di ladang waktu istirahat hingga di meja makan. Sering adu argumentasi konsep kebenaran dan keyakinan. Saya memang satu diantara keluarga yang sering berdebat dengan almarhum ayahanda saya,” tuturnya.
Bahkan, saat adu argumen itu sampai ke meja makan, Ny. Halina Daring lah yang sering menegur. Sang Ibu menggambarkan Wempi dengan pribadi yang cenderung mencari kebenaran dengan mengalami, merasakan dan mengindera sendiri fakta dan kebenaran.
Pola ini juga yang kemudian dijadikan dasar Wempi untuk memberikan keleluasaan dan kebebasan menemukan sendiri jalan hidup ketiga putranya saat ini.
“Saya tidak pernah memaksakan kehendak saya kepada mereka. Justru saya mendorong. engkau akan mencari, kemana menemukan masa depanmu,” ungkap Wempi lagi.
Ibunda pun menyampaikan pesannya kepada Wempi, menjalankan amanah sebagai Bupati Malinau yang sudah dipercayakan dengan tulus dan semangat.
“Jalankan amanah yang telah diberikan dan dipercayakan sebaik-baiknya. Bekerjalah dengan rendah hati dan jujur. Mengutamakan Tuhan sebagai dasar hidupmu. Sabarlah dalam menghadapi ujian dan tantangan. Dengarkan pikiran dan perjuanganmu. Mama sayang dan bangga dengan anakku Wempi,” pesan Ibunda, Ny Halina Daring.
Dalam buku biografi yang ditulis dari kolaborasi jurnalis senior di Malinau, pada beberapa bab juga mengulas tentang filosofi dan lahirnya sejumlah program inovasi yang dilakukan Wempi.
Salah satunya bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan masyarakat hingga kepemudaan. Semuanya, lahir dari pengalaman yang sudah membentuk Wempi sejak kecil. Dari sisi kesejahteraan ini, Wempi memecut laju pertumbuhan ekonomi, dengan prestasi di Tahun 2022, Malinau mencatat sejarah zero kemiskinan ekstrem.
Wempi juga memperjuangkan program Desa Sarjana bisa menjadi Peraturan Daerah, dengan tujuan agar pemuda Malinau tidak lagi kesulitan mencari biaya untuk bisa menjadi sarjana. Keinginan Wempi, tidak adalagi kekhawatiran pemuda yang menempuh pendidikan di perantauan tidak kembali membangun Malinau.
Di bidang kesehatan, berangkat dari pengalaman pahitnya dulu saat saudara kandungnya menderita sakit, namun terhambat akses karena persoalan ekonomi. Wempi juga mewujudkan mimpinya agar semua masyarakat Malinau bisa mendapatkan jaminan kesehatan. (tk10)