Dekorasi Festival IRAU Malinau Angkat Filosofi Burung Enggang sebagai Simbol Persatuan

Agnes Silviana, Pengelola dan Penyedia Jasa Dekorasi pada Panggung Utama Festival IRAU ke-11 Malinau.

TERASKALTARA.ID, MALINAU – Persiapan Festival Irau ke-11 yang dirangkaikan dengan Hari Ulang Tahun ke-26 Kabupaten Malinau semakin terlihat semarak.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah konsep dekorasi panggung utama yang mengangkat Burung Enggang, ikon khas Kalimantan yang sarat makna filosofis.

Agnes Silviana, penyedia jasa dekorasi pada Festival Irau, mengungkapkan bahwa pemilihan Burung Enggang bukan tanpa alasan. Burung yang dianggap keramat oleh masyarakat Dayak itu memiliki makna mendalam yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan.

“Burung Enggang itu melambangkan persatuan dan kedamaian. Dari sayapnya, kita bisa artikan sebagai simbol pemimpin yang melindungi rakyatnya. Sementara bagian ekornya menandakan kesatuan dan kemakmuran masyarakat,” jelas Agnes saat ditemui di Panggung Budaya Padan Liu’ Burung, Selasa (30/9/2025).

Selain ikon Burung Enggang, dekorasi panggung juga diperkaya dengan ukiran khas Kalimantan serta elemen tambahan berupa kipas yang terinspirasi dari bulu enggang yang biasa digunakan dalam tarian tradisional.

Tidak hanya itu, Agnes turut melibatkan pengrajin lokal dan pelaku UMKM Malinau dalam proses pembuatan berbagai elemen dekorasi, mulai dari atap sirap hingga replika saung yang menyerupai topi khas masyarakat Dayak.

Terkait pemilihan warna, Agnes menuturkan tidak ada filosofi khusus yang diangkat. Warna lebih difokuskan pada aspek estetika serta keselarasan dengan tema besar Festival Irau.

Meski pengerjaan dekorasi masih berlangsung, Agnes memastikan konsep besar yang diusung akan menampilkan kekayaan budaya dan kearifan lokal Malinau, sekaligus mempertegas Festival Irau sebagai ajang kebanggaan masyarakat.(Tk12)

Pos terkait