Empat Rekor MURI Warnai Penutupan IRAU ke-11, Malinau Kembali Ukir Sejarah

Momen bersejarah : Kabupaten Malinau raih empat rekor MURI sekaligus dalam penutupan IRAU ke-11 di Panggung Budaya Padan Liu’ Burung.
Momen bersejarah : Kabupaten Malinau raih empat rekor MURI sekaligus dalam penutupan IRAU ke-11 di Panggung Budaya Padan Liu’ Burung.(Foto: Ag).

TERASKALTARA.ID, MALINAU – Gelaran Festival Budaya IRAU ke-11 dan Hari Ulang Tahun ke-26 Kabupaten Malinau resmi berakhir dengan torehan membanggakan.

Tak hanya berlangsung meriah selama 19 hari penuh, festival budaya terbesar di Kalimantan Utara ini juga menorehkan empat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), menegaskan posisi Malinau sebagai daerah yang konsisten melestarikan dan mengangkat kearifan lokal ke tingkat nasional.

Empat rekor MURI tersebut meliputi :

1. Pagelaran Budaya dengan Durasi Terlama,

2. Pagelaran Budaya dengan Atraksi Budaya dari Etnik Terbanyak,

3. Replika Kipas Terbesar atau Dedap Raya dari Lembaga Adat Bulungan, dan

4. Bekang Terbesar dari Lembaga Adat Dayak Tenggalan.

Penyerahan penghargaan MURI dilakukan pada malam penutupan di Panggung Budaya Padan Liu’ Burung, Minggu (26/10/2025), disaksikan langsung oleh Bupati Malinau Wempi W Mawa, S.E., M.H., jajaran Forkopimda, tokoh masyarakat, serta ribuan warga yang memenuhi kawasan acara.

Dalam sambutannya, Bupati Wempi menyampaikan rasa syukur dan kebanggaan atas pencapaian tersebut.

Ia menyebut bahwa keberhasilan Malinau meraih empat rekor nasional menjadi bukti nyata bahwa semangat pelestarian budaya di Bumi Intimung terus hidup dan berkembang dari generasi ke generasi.

“Ini adalah buah dari kerja keras seluruh masyarakat Malinau. Rekor ini bukan hanya milik pemerintah, tetapi milik semua warga yang mencintai dan menjaga budaya daerahnya,” ujar Wempi.

Lebih lanjut, Bupati Wempi menjelaskan bahwa festival budaya yang rutin digelar dua tahun sekali ini telah berkembang bukan hanya sebagai ajang ekspresi seni, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi dan pariwisata daerah.

Tahun 2025 mencatat perputaran ekonomi lebih dari Rp107 miliar, menandakan sinergi kuat antara budaya dan kesejahteraan masyarakat.

“IRAU bukan sekadar pesta rakyat, tetapi wadah untuk memperlihatkan potensi besar yang dimiliki Malinau baik dari sisi budaya, ekonomi kreatif, maupun semangat gotong royong yang menjadi identitas daerah,” tambahnya.

Sementara itu, perwakilan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang hadir secara langsung menyampaikan apresiasi atas dedikasi masyarakat Malinau dalam menjaga keberagaman budaya Nusantara.

Pihak MURI menilai, pelaksanaan IRAU ke-11 merupakan salah satu festival budaya daerah yang paling konsisten, terstruktur, dan berdampak luas terhadap pelestarian nilai-nilai tradisi.

Kemeriahan malam penutupan semakin lengkap dengan penampilan musisi legendaris Iwan Fals, yang tampil membawakan lagu-lagu ikonik sekaligus mempersembahkan satu karya baru khusus untuk Kabupaten Malinau.

Ribuan masyarakat tampak antusias menikmati penampilan tersebut hingga akhir acara.

Penutupan festival tahun ini menandai babak baru dalam perjalanan budaya Malinau. Selain menorehkan prestasi nasional, IRAU ke-11 juga memperkuat citra Kabupaten Malinau sebagai pusat budaya dan pariwisata unggulan di Kalimantan Utara.

“Empat rekor MURI ini menjadi simbol bahwa dari Malinau, semangat menjaga tradisi dapat menjadi inspirasi bagi seluruh Indonesia,” tutup Bupati Wempi.(Tk12).

Pos terkait