Festival Budaya IRAU 2025: Harmoni Seni, Tradisi, dan Perputaran Ekonomi

Suasana Stand UMKM pada Festival Budaya IRAU Malinau Tahun 2023 lalu.

TERASKALTARA.ID, MALINAU – Antusiasme pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kian meningkat menjelang Festival Budaya IRAU 2025, sebuah agenda dua tahunan yang tidak hanya merayakan keberagaman budaya tetapi juga membuka peluang besar peningkatan pendapatan bagi pelaku usaha lokal.

Festival Budaya IRAU telah menjadi ikon kebanggaan masyarakat Malinau. Acara ini menghadirkan pertunjukan seni dan budaya dari berbagai paguyuban yang ada, sekaligus membuka ruang promosi bagi UMKM lokal.

Fitri, pemilik Chicken Crunchy Roll, menuturkan bahwa persiapannya sudah dimulai sejak beberapa bulan lalu.

“Awalnya saya bergabung dengan UMKM Prosehat PLB, lalu memutuskan mendaftar ke IRAU. Persiapan mulai dari pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB), penyediaan bahan makanan, hingga perlengkapan lainnya. Sejauh ini saya telah mengeluarkan biaya sekitar Rp15 juta untuk franchise, bahan, dan perlengkapan,” ungkapnya.

Ia berharap keikutsertaannya menjadi momentum memperkenalkan produk baru. “Chicken Crunchy Roll ini belum ada di Malinau, jadi IRAU kesempatan bagus untuk mengenalkannya,” ujarnya.

Pelaku UMKM lain, Vivi Jhayanty, pemilik Toko Amo Thai Thea, juga siap meramaikan festival. “Produk kami antara lain Thai Tea, Bakso Bakar, Sosis Telur, dan Lumpia Beer. Persiapan tenda dan perlengkapan menelan biaya sekitar Rp10 juta,” kata Vivi.

Dukungan serupa datang dari Benny, pemilik Caffe Merlis. Ia menyiapkan stok kopi dan bahan lain dengan modal sekitar Rp4 juta. “Momentum IRAU ini penting untuk menunjukkan kualitas usaha caffe kami,” ujarnya.

Festival ini memang terbukti menjadi berkah bagi pedagang. Adirsan, penjual crepes, mengaku pendapatannya bisa naik tiga kali lipat hingga Rp700 ribu hanya dalam beberapa jam pada event besar. Hal senada disampaikan Susniati, pemilik Kedai Mama Dila, yang mampu meraup omzet lebih dari Rp1 juta dalam satu hari. Terlebih dalam pagelaran festival IRAU Malinau 2025 mendatang.

Bagi pelaku UMKM, lonjakan pendapatan ini menandakan betapa besar dampak ekonomi yang dihasilkan. Tidak sekadar pesta rakyat, IRAU juga menjadi sarana edukasi generasi muda mengenai ragam budaya Malinau. Tradisi yang mulai terlupakan kembali diperkenalkan agar dapat dilestarikan.

Meski berada di pelosok Kalimantan Utara, masyarakat Malinau tetap menjunjung tinggi semangat menjaga warisan budaya.

“IRAU ini wujud citra kebersamaan Kabupaten Malinau yang damai dan sejahtera, walau berbeda etnis dan budaya,” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat.

Festival Budaya IRAU 2025 diharapkan bukan hanya menjadi panggung seni dan budaya, tetapi juga penggerak perekonomian daerah.

Dengan ribuan pengunjung yang hadir, ajang dua tahunan ini memperkuat kebersamaan masyarakat, meneguhkan identitas budaya, sekaligus mendorong UMKM Malinau untuk terus tumbuh dan bersaing di pasar yang lebih luas.

Pos terkait