Jelang IRAU ke-11, Gladi Bersih Kolaborasi Slank dan 1.000 Penari Lokal Tampilkan Wajah Baru Festival Malinau

Ketua Panitia HUT Ke- 26 dan Festival Budaya IRAU ke-11 Malinau, Dr. Ernes Silvanus bersama personil Band Slank dalam gladi pembukaan di Panggung Budaya Padan Liu' Burung.

TERASKALTARA.ID, MALINAU – Suasana gladi bersih di arena pembukaan Festival Budaya IRAU ke-11 dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Malinau berlangsung penuh semangat.

Band legendaris Slank bersama 1.000 penari lokal tampil memukau dalam sesi persiapan, menghadirkan kolaborasi seni yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah pelaksanaan IRAU di Bumi Intimung.

Sekretaris Daerah Kabupaten Malinau sekaligus Ketua Panitia HUT ke-26 dan Festival Budaya IRAU ke-11, Dr. Ernes Silvanus, menyebut keterlibatan Slank menjadi momen bersejarah yang menunjukkan kemajuan konsep penyelenggaraan festival budaya tahun ini.

“Dari pelaksanaan IRAU pertama hingga ke-10, baru kali ini pembukaan menghadirkan artis papan atas ibu kota yang tampil bersama ribuan pelaku seni lokal,” ujar Ernes Silvanus.

“Kedatangan Slank untuk kedua kalinya adalah kehormatan besar bagi masyarakat Malinau. Semoga mereka betah selama berada di sini dan dapat menikmati keindahan serta keberagaman budaya kita,” tambahnya.

Dalam gladi bersih tersebut, para personel Slank terlihat antusias mempersiapkan penampilan spesial mereka.

Kolaborasi bersama pemusik dan 1.000 penari lokal disebut menjadi bentuk penghormatan terhadap kekayaan budaya Malinau dan Kalimantan Utara.

Vokalis Slank, Kaka, mengatakan kesempatan tampil di IRAU ke-11 akan menjadi catatan penting dalam perjalanan musik mereka.

“Besok kami akan menampilkan dua hal bersejarah. Pertama, pembukaan festival oleh Slank, dan kedua, kolaborasi kami dengan 1.000 penari lokal yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ungkap Kaka.

“Kami merasa terhormat dan bangga bisa berkolaborasi dengan para musisi dan penari lokal kebanggaan Malinau,” lanjutnya.

Drummer Slank, Bimbim, juga menyampaikan rasa terima kasih atas undangan dan sambutan hangat dari masyarakat Malinau.

“Terima kasih sudah mengundang kami kembali. Ini juga bagian dari janji Pak Bupati Wempi dan Pak Sekda Ernes yang ingin menghadirkan Slank lagi di Malinau. Kami senang bisa tampil di sini,” ucapnya.

Sementara itu, Gitaris Slank, Ridho menilai Festival Budaya IRAU merupakan ajang yang bukan hanya menampilkan hiburan, tetapi juga merayakan identitas budaya masyarakat Kalimantan Utara.

“Festival budaya IRAU ini bukan sekadar panggung seni, tapi simbol kebersamaan dan penghargaan terhadap budaya daerah. Kami bangga bisa menjadi bagian dari perayaan besar ini,” tutur Ridho.

Kolaborasi antara Slank dan 1.000 penari lokal pada pembukaan Festival Budaya IRAU ke-11 diharapkan menjadi momen yang memperkuat sinergi antara musik modern dan tradisi daerah.

Bagi masyarakat Malinau, penampilan ini tak sekadar hiburan, tetapi juga simbol bahwa budaya lokal bisa tampil sejajar di panggung nasional.(Tk12).

Pos terkait